Mohon tunggu...
Syamsir Alam
Syamsir Alam Mohon Tunggu... -

"Rather than love, than money, than faith, than fame and justice; give me truth."\r\n\r\n--Thoreau--

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau Terlalu Cepat Menafsirkanku

22 Juni 2014   16:00 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:50 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak mengapa jika kau kembali terbata untuk mengejaku
Ah, itu hal yang terlalu lumrah
Sama seperti saat kau kenal wajahku pertama ketika itu
Aku tak bisa mendengar suaramu di malam
Hanya sekelumit keriuhan yang ada di balik semak kesepian
Menyeruak bagai kengerian yang tiba tiba tampil berhadap hadapan denganku
Kita menjadi kau dan aku
Sama saat kau tak mungkin mengucap namaku di hari pertama ketika kegaduhan menyelinap di jantung kita masing masing yang sumpek menelan pertanyaan
Kau mencoba dan terus mencoba untuk menjadi kalimat biasa yang mafhum untuk diucapkan
Sampai sejauh mana kau akan menjadi alur jalan setapak yang pasti kuikuti.
Buntu!
Kau menyeka jalur itu
Kau membuatku muak untuk berlama lama dalam sebuah labirin yang rumit untuk mudah tertebak.
Kau terlalu cepat untuk menafsikan aku dalam sebuah drama monolog yang kau mainkan antara gelisah dan keburu buruan
Hasilnya, jelas kau akan mencerna kekecewaan bagai keputus asaan yang tak mungkin lagi ditemukan jawabannya.
Tapi tak apa—aku mulai relistis menganggapmu apa.
Mungkin kau tahu jawabannya.
Sama seperti terlalu sulit kau untuk menafsirkan aku dalam bentuk yang seutuhnya.

syamsir alam

22 juni 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun