[caption id="attachment_76259" align="alignleft" width="243" caption="tangisan"][/caption]
“Bu, Aku pulang…!” suaraku lesu terdengar dari luar pintu rumah.
Sehabis bermain di terik matahari, tiba-tiba penglihatanku jadi gelap.Kini, kepala terasadikelilingi berjuta-juta bintang !
“ Aku pusing, Bu !” kataku sambil menahan sakit.
“Ah, kau anak nakal!”
“Sudah kubilang berulang kali, jangan main-main panas!”
“Kamu tidak mau mendengar.”
“Bu, kepalaku sakit, hikss….” Kilauan merahberairtak terasa beredar di biji bola mataku.
“Ah, sudah! Tidak usah mengeluh! Sana,pergi cuci muka, kaki , lalu tidur!” suarakesal ibu semakin keras membentakku.
“Gedebuggg…!”“Agghh….. hiik…hikk..hikss…, ” terdengarsuara adikku yang berumur3 tahun.Ia terjatuh dari atas meja yang tampaknya telahmenjadi papan loncatan untuk menguji kelincahannya melompati meja dan kursi di ruang tamu kami yang sempit ini.
“Oh, sayaaaang….?”Ibu lari terbirit-birit menggendong si Adeksambil mengusap-usap lutut kakinya yang sedikit lecet terbentur kaki meja.
“Sakit, ya sayang?”Suara halus, lembut dan penuh kasih sayang jelas terpancar dari mulutibu yang sedang khawatir.
Aku bergidik menatap mereka, penuh rasa marah. “Cepatlah besar dek!” Kelak nanti suara ibu akan menggelegar bagai petir melihatmu terjatuh!
[caption id="attachment_76260" align="alignright" width="221" caption="kasih sayang ibu "]
Ilalang, Soroako. Ceritaku
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI