Mohon tunggu...
Sinar Saja
Sinar Saja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sinar namaku. Lagi belajar menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jepret.. Jepret.. Kameraku Beraksi (Bandung Trip)

13 November 2010   02:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:39 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_72698" align="aligncenter" width="556" caption="pemandangan samping jalan tol ke Bandung"][/caption]

Olengan cukup kerassi Mantapjaya terseok-seok di sebuahtanjakanberkelok ,

[caption id="attachment_72699" align="alignright" width="230" caption="Pak Pepih Nugraha"]

12896131121289733643
12896131121289733643
[/caption] membuatku terjaga dari dunia mimpi.

Mataku beralih ke kiri kanan ruas jalan yang dilalui si Mantapjaya .

Tampak pemandangan alam nan indah.

Hamparan padi-padi yang subur hasil garapan tangan pekeja keras,para petani.Beberapa dari mereka tampak sedang berjalan di pematang-pematang kecil , di selah hamparan petak-petak sawahnya yang mulai menguning.

Selang beberapa menit berlalu, beralih pemandangan. KiniPucuk – pucuk pohon teh berkilauan di terpa sinar matahari. Sepanjangperjalanan, bukit-bukit kecilyang dipenuhi pohon-pohon teh itu sangat indah, hijaumenyegarkan mata kantukku.

“ Jepret…jeprett… ,“ Kameraku beraksi.

Kulirik jam tangan, sudah pukul 15.00 WIT. Loh, artinya sudah jam 14.00 WIB.

“Wah, tinggal 30 menit lagi, kita bisa terlambat menghadiriacara pembukaan neh,”bisikku padaDina yang duduk disebelahku.

“Kira-kira masih berapalamakah perjalanan kita ini?”“Apa kota Bandung, sudah dekat?”

“Dinda menggeleng”, ia pun tak tahu . Kulihat temandi seberangbaris tempat dudukku, “Ah, Si Anna sedang asyik dalam buaiannya, lelap tertidur.”

“ Yaa… sudah… sabar dan tenang sajalah engkau duduk di kursimu!” kata Dinda menjawab rasa ingin tahuku.

“Kuraih kameraku,jepret… jeprett… jeprettt….,”Pinggiran jalandi balik kaca menjadi pelipur kejenuhanku.

“Si Mantapjasa, masih terseok-seokmenelusurijalanan itu.

Hei, kawan.Kuberitahukan ya….

Ternyataperjalanan kami ke Bandung memakan waktu 4 jam lebih 15 menit. “Duh, pupus sudah harapan tuk menghadiriacara pembukaankonfrensi sesuai rencana.

********

Konfrensie-digital sudah 2 hari kuikuti.

“Kira-kira siang ini materi apa lagi yang adakan disajikan ya,” pikirku. Aku duduk tepekur dengan rasa sedikit ngantuk di ruangan besar konfrensi ini.

Iseng ku bolak balik kertas susunan acara, tertulis “Mengelola Repositori Digital Pada Media Massa : Kompas.” Oleh Pepih Nugraha. Aku yang tak focus karena kantuk, masih terduduk diam. Tidak memperhatikan dengan seksama nama pemateri selanjutnya.

Beberapa saat kemudian, sosok laki-laki itu muncul di atas mimbar. Moderator membacakan riwayat singkat data pribadi Pak Pepi Nugraha.

“ Akuterkaget!” Kantukku hilang! Ha??? “

Tiba-tiba ku ingat “ Blog Kompasiana” yang sering kukunjungi.

“Oh, My God!” Akukenal dengan nama itu. “Pepi Nugraha!” “Bapak itu salah satu penulisdan pengurus di Kompasiana.”

“Alhamdulillah… senangnya hatiku, tak mengira akanbertemu langsung dengan sosok yang biasanya hanya kukenal dari tulisan-tulisannya di dunia maya dan Koran Kompas.”

Siang itu, aku bersemangat mengikutiacara tersebut. Rasa kantuk yang mendera hilang sudah.

Pak Pepih Nugraha yang ternyata sudah haji itu lalu segera menerangkan materinya.“Pusat Informasi Kompas”, http: // pik.kompas.co.id. Sebuah pusat informasi yang menyajikan kumpulan beritadan artikel dari Kompas yang bisa kita aksesdengan mudah.

Setelah selesai dilanjutkan materi lain yaitu : Implementasi Watermarking PadaKoleksi Perpustakaan Digital, oleh Pak Yoki Muchsam. Garis besarmateri ini adalah tekhnik memberi tanda atau watermark pada gambar atau pun artikel2berupa digital agar bisa diketahui keaslian pemiliknya.

Setelah session itu berakhir, segera ku ikuti Pak Pepih Nugraha ke luar ruangan.

“Permisi, Pak Pepih, bolehkuambil fotonya, pak?”

PakHaji tersenyum simpul, “Oh,… boleh-boleh...!”

“ Jepret… jeprett…. ,” kameraku beraksi kembali.

Alhamdulillah hari itu sungguh menyenangkan, banyak pengetahuan dan pengalaman baru.

Ilalang Soroako, Perjalananku

[caption id="attachment_72687" align="alignleft" width="404" caption="perkebunan teh"]

12896121441484847837
12896121441484847837
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun