Mohon tunggu...
Syam Sdp
Syam Sdp Mohon Tunggu... -

semua dicatet,semua dapat tempat...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

TIDAK untuk KORUPTOR, YA untuk MALING!

20 Juni 2011   11:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:20 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio



MARI kita sepakat, mengganti istilah koruptor dengan maling. Maling tidak pernah dieksekusi di penjara yang dingin atau ditempat terpencil. Mereka diburu, dihajar, dibakar hidup-hidup di tengah keramaian pasar, di tepi jalan kampung, ruang yang teramat akrab dengan kita, orang Indonesia.

Lain halnya dengan korupsi, koruptor, kleptokrasi, rasanya terlalu ilmiah pun terhormat, karena masih menunjukkan status siapa pelakunya, istilah ini lebih banyak disematkan pada kaum birokrat. Padahal dimanapun, perbuatan mencuri itu bukan tindakan ilmiah, apalagi terhormat

Sedang aparat hukum atau anggota DPR yang mau disogok, identik kita sebut dengan istilah suap, padahal suap itu lazimnya adalah milik bayi atau orang sakit.

Atau ya,barangkali mereka memang pengecualian: bayi berdosa, orang yang sakit mental dan hati nuraninya.

Harus diakui, kita baru mampu menjadi bangsa feodal, yang masih saja membedakan perbuatan keji yang sama, berdasarkan status sosial pelakunya. Tak ada maling ayam yang diteriaki koruptor.

Kita patut mengasihani diri sendiri, karena di “hari gini” masih mau hidup dengan menyembah-nyembah kelas sosial yang sekilas tampak beradab, padahal sungguh primitif. Padahal yang membedakan manusia dimata Tuhan adalah amal perbuatannya.

Tapi mari tetap sepakat untuk membiasakan diri menyebut koruptor sebagai maling, paling tidak kata itu bisa meneror para pencuri uang rakyat.

Mari kita buat mereka takut dinista keluarga dan keturunannya, buat mereka berdebar-debar karena bakal dihajar orang banyak, bikin mereka gugup karena akan dibakar hidup-hidup oleh pengadilan jalanan.

Maling uang rakyat seperti itu memang tak cukup jika hanya ditendang ke terungku, paling-paling sebentar lagi dibebaskan, sakitlah, remisilah, bah!

Paling tidak dengan membiasakan diri menyebut koruptor sebagai maling, anda telah berperan untuk memberantas mental mereka yang tak tahu diri, tak pernah malu disebut koruptor. Mari kita perbesar ke-malu-an mereka dengan kosa kata ini: Maling!.

Membiasakan diri menggunakan istilah maling untuk segala bentuk korupsi, juga sama saja dengan merebut kembali kosa kata yang sangat dekat dengan kehidupan kita, kehidupan yang melaju alamiah tanpa tedeng aling-aling. Maling tetaplah maling. Seluruh media massa di Indonesia sebaiknya menggunakan kata ini, sebagai bentuk pendidikan karakter.

Saudaraku sebangsa setanah air, ini saatnya kita berbahasa Indonesia yang baik dan benar, paling tidak kosa kata maling sudah lebih lama tercatat dalam kamus kita sendiri. jauh sebelum istilah korupsi.

Ayo sekali mari berseru: TIDAK untuk KORUPTOR, YA untuk MALING!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun