Mohon tunggu...
Syam Sdp
Syam Sdp Mohon Tunggu... -

semua dicatet,semua dapat tempat...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat untuk Norman

13 April 2011   12:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:50 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Norman, maafkan aku. Bukan maksud hati  tak senang melihat aksimu yang kocak lagi polos di layar kaca. Aku hanya kasihan padamu,terus menerus dikejar media yang rakus informasi. Aku khawatir engkau depresi dengan sorot kamera, yang menggelembungkan kenyataan sebenarnya.

Engkau dianggap pahlawan, karena engkau datang pada saat yang tepat. Siapa yang tak tersenyum geli melihat aksi lipsyncmu meniru shahrukhan? Warga bangsa ini patut berterima kasih padamu, karena kau telah mengingatkan tentang bagaimana tawa yang sederhana, sesederhana niatmu yang semula hanya ingin menghibur rekan di sampingmu dalam pos jaga itu

"Katanya dia sedang dirundung masalah ya?,"

Semoga engkau telah berterimakasih padanya. Sebab tanpa kemurungannya, barangkali kau tak akan menari Chaiya-Chaiya dan mendadak terkenal.

Tak disangka, engkau telah menolong bangsa ini untuk tertawa sejenak, di tengah kekerasan merajalela atas nama kebenaran sepihak, di tengah- ironi mega proyek pembangunan DPR baru yang membuat rakyat kecil bertambah tidak mengerti, di sela aksi-aksi korupsi berbagai modus, yang malah dilakukan figur pengayom masyarakat, belum lagi kecamuk perang dan sederet pemandangan yang bikin muram.

Seribu sanjungan masih tertuju padamu, engkau pun dianggap pahlawan oleh para jenderal atasanmu. Kata mereka, kehadiranmu mampu mencairkan suasana, memperbaiki citra kepolisian yang harus diakui masih buruk.

Ah, tapi kurasa itu berlebihan. Semestinya engkau tampil lebih apa adanya, seperti saat pertama kali engkau merekam tarianmu dengan telepon seluler. Embel-embel pahlawan pencitraan polisi itu terlalu berlebihan. Terlalu berat buatmu kawan. Aksi goyang Indiamu itu tidak akan mampu membendung masalah pelik dalam lembaga yang menaungimu. Jangan mau dieksploitasi.

Sadarlah, betapa banyak oknum yang berimprovisasi memboncengi popularitasmu, mendramatisasinya, bisa jadi mereka ingin mengalihkan sejenak perhatian publik tentang borok-borok yang pernah terendus. Jangan mau jadi aktor dalam sandiwara picisan begituan.

Norman, bangsa ini memang cukup lama merindukan sosok polisi baik di negeri ini, yang tidak arogan karena memegang pistol, yang tidak menilang kendaraan sembarangan, yang tersenyum saat menginterogasi tahanan, yang sabar dan tak geram menghadapi unjuk rasa mahasiswa, yang tidak mau kompromi dengan bujuk rayu pelaku kejahatan.

Sekali lagi terima kasih, engkau telah menghadirkan tawa yang segar bugar meski hanya sesaat. Mari bergegas bersama-sama, menyelesaikan setiap masalah bangsa ini.

Kembalilah bertugas seperti sedia kala. Teman-temanmu menunggu, ingatkan mereka untuk tersenyum saat melayani masyarakat, meski polisi tak harus tampil lucu agar lebih akrab dengan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun