Mohon tunggu...
Syam Sdp
Syam Sdp Mohon Tunggu... -

semua dicatet,semua dapat tempat...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

hikayat liang si puan murahan

16 Juni 2011   11:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:27 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


sipuan

simuka gulana

umpama sampan gamang

berserah mengharapdermaga

adapun kisahnya:

ia pasrah dan pulang

sesudah kelana, sesudah jumpa macam

pria dan goda

sebagaimana sorga dunia

yang lupa bila fana

rambutnya hitam ikal

pernah jadi malam terjal

entah,berapa tangan sudah

berpekak, mendaki

teriak dipuncak syahwat

“tubuh itu memang amboi

bak pisang langkai

habis terkupas, akupun terkulai!”

itu kesah para tualang belang

yang benam dan mengiang

dikelam liangsipuan

sipuan mendengar riuhdosanya

tapi telinganya kenyang semua puja

sempurna tak bercela :

“mari sebut aku binal

justru itulah kau terkial

tubuhmu yang berkejat

kupastikan masuk jerat

mari datang kedunia alpa

kau kusambut kelindan asmara

aku kau balut gelimang harta ”

selanjutnya

dijalan pulang tanah kelahiran

sipuan hanya berkata sendirian:

”bunda,atas namasemua azab

aku bahagia sekaligus lara”



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun