sipuan
simuka gulana
umpama sampan gamang
berserah mengharapdermaga
adapun kisahnya:
ia pasrah dan pulang
sesudah kelana, sesudah jumpa macam
pria dan goda
sebagaimana sorga dunia
yang lupa bila fana
rambutnya hitam ikal
pernah jadi malam terjal
entah,berapa tangan sudah
berpekak, mendaki
teriak dipuncak syahwat
“tubuh itu memang amboi
bak pisang langkai
habis terkupas, akupun terkulai!”
itu kesah para tualang belang
yang benam dan mengiang
dikelam liangsipuan
sipuan mendengar riuhdosanya
tapi telinganya kenyang semua puja
sempurna tak bercela :
“mari sebut aku binal
justru itulah kau terkial
tubuhmu yang berkejat
kupastikan masuk jerat
mari datang kedunia alpa
kau kusambut kelindan asmara
aku kau balut gelimang harta ”
selanjutnya
dijalan pulang tanah kelahiran
sipuan hanya berkata sendirian:
”bunda,atas namasemua azab
aku bahagia sekaligus lara”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H