Setiap orang dalam hidupnya pasti ingin meraih sukses. Demikian pula dengan kita yang setiap hari bekerja tentu ingin meraih kesuksesan. Sukses dalam aspek pendapatan, karir, keluarga, pergaulan dan pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita dapat melihat orang-orang yang kita kategorikan sukses. Siapakah dia? Pertama yaitu mereka yang memiliki harta berlimpah. Dengan hartanya maka segala kebutuhan hidupnya pun bisa dipenuhi. Rumah besar, mobil mewah, jalan jalan ke seluruh dunia karena uangnya ada. Kedua yaitu mereka yang memiliki jabatan atau kedudukan yang tinggi seperti Presiden, Menteri, anggota Dewan, Jenderal, direktur, manajer dan sebagainya. Dengan jabatan dan kedudukan tersebut maka dia menjadi orang yang dihormati. Ketiga yaitu mereka yang memiliki gelar keilmuan yang tinggi, mencapai puncak akademik seperti Doktor bahkan jika jadi tenaga akademik menjadi Professor. Keempat yaitu mereka yang memiliki suami/istri cantik, anak lucu, banyak pengikut, populer dan dikenal oleh banyak orang seperti selebritis, ketua ormas atau pemimpin informal di masyarakat.
Pertanyaannya, apakah mereka yang masuk kategori sukses pasti bahagia? Ternyata kenyataan menunjukkan banyak orang kaya, terkenal, jabatan tinggi, bergelar professor doktor hidupnya tidak bahagia. Jabatan tinggi level menteri, ketua partai, gubernur, walikota, bupati, jenderal, direktur ternyata ditangkap KPK karena korupsi. Bahkan ada artis terkenal yang sampai bunuh diri.Berarti sukses tidak menjadi jaminan hidup akan bahagia. Tapi jangan langsung berpikir kalau begitu tidak usah meraih kesuksesan. Memang tidak semua orang sukses bahagia. Tapi bukan berarti kesuksesan tidak bisa mengantarkan pada kebahagiaan. Karena banyak juga orang sukses yang bahagia. Apa kuncinya?
Harta dapat membuat bahagia jika harta tersebut halalan thayyibah. Halal berarti didapatkan dengan cara yang baik dan benar bukan dari kejahatan korupsi, pemerasan, pencurian dan manipulasi. Harta yang thayyibah yaitu harta yang digunakan untuk kebaikan, memberi manfaat baik ke diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu jika ingin meraih bahagia karena harta maka perhatikan dua aspek yaitu sumber harta dan penggunaan harta. Hindarilah mendapatkan harta yang haram dan jauhilah menggunakannya untuk keburukan.
Tahta dapatmembuat bahagia jika dijalankan dengan amanah. Seluruh job responsibility (tanggung jawab) dan job description nya dapat dipenuhi dengan baik sesuai amanah dari pemberi tugas. Jika dia mendapat amanah untuk mengurus masyarakat maka sikap amanahnya dapatmemberi dampak yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Jika dia mendapat amanah mengurus perusahaan maka sikap amanahnya dapat memberi dampak yang signifikan bagi kemajuan perusahaan dan kesejahteraan karyawan. Orang yang amanah saat harus melepas jabatannya maka orang lain akan sedih karena merasa kehilangan. Tentu sangat bahagia rasanya jika saat melepas jabatan orang lain merasa kehilangan, artinya ada hal yang sangat berarti bagi mereka yang telah kita berikan. Orang yang tidak amanah saat harus melepas jabatannya maka orang lain akan berbahagia karena telah terlepas dari penderitaan. Alangkah menderitanya orang seperti ini. Kepergiannya disyukuri, keberadaannya ditangisi.
Ilmu dapat membuat bahagia jika memberi ilmu tersebut bermanfaat. Jadi kebahagiaan ilmu bukanlah saat diwisuda saja. Itu baru senang karena lulus dengan penuh perjuangan. Pada tataran manfaat, setelah wisuda perjalanan baru dimulai untuk mengamalkan ilmu yang telah dipelajari. Untuk membuktikan kualifikasi yang telah diraih. Dan sungguh sangat membahagiakan jika ilmu yang telah dipelajari tersebut dapat diaplikasikan baik di dunia kerja maupun di kehidupan masyarakat. Ilmu yang bermanfaat akan memandu dan memudahkan kehidupan serta pahalanya akan terus mengalir sampai akhirat jika diamalkan dengan penuh keikhlasan.
Kebahagiaan dalam keluarga bukanlah hanya karena kecantikan istri atau ketampanan suami. Buktinya banyak juga pasangan artis yang berakhir dengan perceraian dan derai air mata padahal suami istri tersebut tampan dan cantik. Kebahagiaan dalam keluarga diraih jika jika suami/istri/anak termasuk kategori insan yang saleh/salehah. Dengan modal itu maka seorang suami/istri akan menjadi keluarga yang setia, saling percaya, dan mampu bekerja sama menghadapi badai kehidupan. Kehancuran rumah tangga sebagian besar berasal dari hilangnya kesetiaan dan kepercayaan sehingga tidak mampu bekerja sama dan akhirnya memilih perceraian.
Jika dirangkum :
Sukses Bahagia
Hartaà Halalan Thayyibah
Tahtaà Amanah
Ilmuà Bermanfaat
Keluarga à Setia, saleh/salehah
semoga bermanfaat...
syamril
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI