Mohon tunggu...
Syamratu Nur
Syamratu Nur Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SDGs Butuh Peran Kaum Milenial

9 April 2019   18:16 Diperbarui: 9 April 2019   19:05 2614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Negara Indonesia membutuhkan mereka yang muda dan mampu berfikir kritis, membuat analisa jernih, mampu terjun sekaligus membuat Indonesia terlibat dalam konsep Global Village (jadi bagian dunia) alias menghilangkan hambatan dalam perdagangan global namun tetap mengontrol agar perekonomian dalam negri tidak dilindas produk luar.

Siapakah yang seharusnya turut berperan dalam mewujudkan MDGs dan SDGs tersebut? Apakah hanya pemerintah saja? Tidak.

Seluruh elemen masyarakat harusnya turut berperan dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs.

Pemerintah memang memiliki tugas dan peran untuk membuat usaha-usaha mencapai SDGs, namun bukan berarti pemerintah harus bergerak seorang diri untuk menyukseskannya. Apakah bisa tujuan-tujuan tersebut tercapai jika hanya melalui program-program pemerintah? Tidak, kita, sebagai masyarakat juga harus menyadari urgensinya pemenuhan tujuan-tujuan Pembangungan Berkelanjutan tersebut. 

Anak muda atau generasi millenial tidak boleh hanya berpangku tangan. Apalagi, peran kaum millenial sangat dibutuhkan oleh pemerintah dalam proses pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

"Program SDGs yang sedang digencarkan pemerintah saat ini membutuhkan peran dari generasi millenial atau anak-anak muda. karena mereka inilah yang nantinya akan menjadi alat penggerak dari program pembangunan berkelanjutan itu," kata Direktur Informasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Wiryanta pada diskusi "United We Fight, United We Win, Peran Anak Muda dalam Agenda 2030, di Nestcology Semarang pada hari selasa. 

Semua harus terlibat dalam mendukung kegiatan program berkelanjutan ini. Mengapa harus juga fokus kepada anak muda? Karena peran generasi muda atau generasi millenial sangat penting mengingat jumlahnya cukup besar di negeri ini, yakni mencapai 40 persen dari total penduduk dan pemuda penting bagi pembangunan, karena anak muda jaringannya luas, kreatif, inovatif. 

Selain itu, di masa depan generasi muda merupakan aset sekaligus risiko. untuk itu dengan adanya peran dari para anak muda atau kaum millenial maka pastinya akan berguna untuk program pembangunan berkelanjutan ini demi masa depan generasi penerus bangsa. Sebuah artikel dari PBB sendiri mengatakan bahwa masyarakat umum, pelajar, hingga pemimpin-pemimpin suku di Indonesia haruslah berpartisipasi lebih dari program lahiran tahun 2015 ini.

Sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya. Pertama, Kita harus berani mengambil resiko. Mengambil resiko adalah bukti bahwa kita punya keberanian dan keyakinan terhadap ide apa yang akan mau kita aplikasikan, tentunya kita akan mau melakukan apapun untuk mewujudkannya. Kedua, mendatangi event pameran. Pameran akan menjadi tempat bertambahnya pengetahuan dan jaringan kita. 

Sama halnya kalau kita lagi butuh bantuan, maka kita akan meminjam uang dengan orang yang punya uang yang mau meminjamkannya. Demikian juga dengan pameran start-up,  disana kita akan memamerkan proposal bisnis kita agar dilirik oleh investor dan memberikan suntikan dana. 

Ketiga, harus mengikuti kompetisi SDGs. Karakter kompetisi sangat penting ditanamkan sejak dini, sebab dari sini kita berkesempatan memenangkan proposal bisnis dan mendapat dukungan dari pihak -- pihak yang menyelenggarakan lomba. Komunitas yang sering mengadakan kompetisi SDGs adalah Future Leader League, Studec International, Event Hunter Indonesia dan masih banyak lainnya. 

Keempat, pemerintah perlu membuat mata pelajaran teknologi berbasis start --up. Mengingat saat ini adalah revolusi indutri 4.0, maka mau tidak mau generasi millenial harus dipacu untuk belajar teknologi. Sekolah bukan hanya sebagai tempat untuk belajar materi pelajaran namun juga harus ditambahkan unsur pemahaman teknologi agar pembelajaran menjadi lebih inovatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun