Hukhukbalukumbang…..adalah ceritera dari negeri antah berantah tetang sang raja yang terkenal jujur, tegas, lugas, adil dan blak blakan. Begitulah dia dikenal rakyat sepanjang riwayat hidupnya. Raja yang sangat dipuji dan dicintai seluruh lapisan masyarakat karena kejujurannya tadi. Hidupnya ternyata berakhir tragis. Dia meningal dunia setelah sakit sekian lama, terinfeksi virus pada kelenjar liurnya yang disebabkan luka. Sang raja memotong lidahnya sendiri.
Peristiwa menyedihkan itu menjadi mistery. Tidak ada pernyataan apapun dari istana, resmi atau bisik bisik. Tidak terpahat dibatu tidak juga tergores di papyrus. Jangan harap pernyataan langsung lisan tentu saja, karena lidah sang raja sudah terpotong.
Namun setelah beliau wafat dan seluruh prosesi selesai, Menteri Bendahara kerajaan menemukan fakta yaitu surat terakhir sang raja, lengkap dengan tanda cap cicin kerajaan.
Surat tersebut adalah testimoni, pengakuan yang sekaligus mengungkapkan rahasianya, menjadi lembaran fakta yang memberikan jawaban atas apa yang selama ini menjadi mistery, mengapa sang raja memotong lidahnya sendiri.
Mengejutkan memang, dalam surat kepada bendahara kerajaan dia mengaku telah “khilaf”, yaitu menyalakan lampu ketika sedang bercengkrama dengan isterinya. Padahal minyak untuk menghidupkan lampu itu dibeli dari uang negara….uang rakyat untuk keperluan negara bukan untuk kepentingan pribadinya.
Tetapi bukan itu masalahnya yang menyebabkan mengapa sang raja sampai memotong lidahnya sendiri. Dalam suratnya sang raja mengungkapkan…..
”Saya tidak ingin lidah ini membuat pernyataan pengakuan bahwa saya telah menyalah gunakan harta negara untuk kepentingan pribadi. Sebab bila lidah saya membuat pengakuan maka rakyat akan mengenang saya sebagai raja yang paling jujur sepanjang sejarah negeri ini”.
Sang raja ternyata tidak ingin dikenang rakyatnya sebagai figur yang paling jujur dalam sejarah negerinya.
Note :
1. Menteri Bendahara Negara tidak pernah mengungkapkan adanya surat itu. Dia menguburkannya dibawah batu nisan makam rajanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H