Partai Demokrat tercoreng martabatnya dan telah menjadi sasaran tembak lawan politiknya akibat ulah kader yang berpolitik tidak santun, tidak bersih dan tidak cerdas. Hal menyebabkan Partai Demokrat terancam melorotnya kepercayaan masyarakat dalam konteks pemenangan Pemilu 2014. Rakornas di Bogor adalah konsolidasi Partai Demokrat untuk mengembalikan harkat dan martabat Partai Demokrat yang berpolitik secara santun, bersih dan Cerdas guna meneguhkan kembali kepercayaan masyarakat.
Begitulah kesimpulan amanat SBY pada pidato acara pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Demokrat di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, 23-24 Juli 2011 . Coba putar ulang rekaman pidato SBY, simak secara seksama, saya kira sangat jelas kemana arahnya.
Dengan sangat tegas dia mengatakan perlunya melakukan pembersihan, “Jika tidak mau atau tidak sanggup menjaga prinsip dan etika partai yang bersih dan santun, lebih baik tinggalkan saja partai ini. Serahkan dengan baik-baik kartu anggota.” kata SBY dalam pidato sambutannya.
SBY menegaskan, langkah tersebut dilakukan karena nama baik dan citra partai di atas segalanya. Saat ini saat yang tepat melakukan introspeksi diri dan perbaikan menyeluruh.
Kemana arahnya, menurut saya bahwa rakormas mestinya menghasilkan rekomendasi restrukturisasi oragnisasi partai melalui penyelenggaraan Musyawarah Luar Biasa. Atau lebih progresif merekomendasikan pembentukan panitia Munaslub. Hanya dengan Munaslub bisa dilakukan restrukturisasi organisasi Partai Demokrat agar bisa tampil Santun, Bersih dan Cerdas. SBY selaku Ketua Dewan Pembina dalam pemahaman saya, sebenarnya mengharapkan Rakornas Bogor ini merekomendasikan diselenggarakannya Munaslub apabila mengacu kepada amanatnya tersebut. Sekali lagi, coba deh putar ulang rekamannya.
SBY orangnya sangat santun, tentu tidak akan secara vulgar mengatakan meminta diselenggarakan Munaslub. Dalam hal beginian, SBY itu orang dengan kultur Jawa yang kental, meski mau dia tidak akan mengucapkan meminta. Dan jangan pernah lupa bahwa SBY itu dari kehidupan militer. Kehidupan yang sangat paham menarik garis demarkasi siapa kawan dan siapa lawan. Rakornas Partai Demokrat di bandung sejatinya menghasilkan garis demarkasi yang jelas, siapa yang santun,bersih dan cerdas adalah kader partai.
Sedangkan mereka yang tidak santun, tidak bersih dan tidak cerdas adalah lawan politik yang berada di dalam struktur partai dan sangat membahayakan perjuangan partai. Menarik garis demarkasi adalah aktualisasi amanat Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Munaslub adalah aktualisasi dari pemikiran SBY, agar dapat bertindak dengan santun, alegan dan demokratis. Munaslub adalah suatu cara penyelesaian permasalahan tanpa saling menyalahkan diantara kader partai.
Tetapi apa yang dihasilkan Rakornas? Tanpa bermaksud membela beliau saya kira sepertinya SBY telah ditelikung, sehingga Rakornas hanya menghasilkan 10 Rekomendasi Sentul yang sama sekali tidak menyentuh esensi dari amanat pengarahannya selaku Ketua Dewan Pembina. Rekomendasi Sentul tersebut sepertinya telah terpeleset menjadi rekomendasi “sentuloyo”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H