Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ngono ya Ngono Ne Ojo Ngono

2 Juli 2014   07:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Entah saking fanatiknya dengan Golkar, ketika Pakde Semut dikarunia anak dia memberinya nama Evy Golkarwaty. Ini peristiwa 40 tahun lalu. Dalam bulan ini senyum bahagia sering sumringah di wajah Pakde, maklum ada berita dari puterinya..ya.. Golkarwaty itu tadi bahwa tidak lama lagi cucunya akan dipinang oleh anak Pak lurah.

Tapi rencana bahagia sontak berubah. Pakde Semut marah marah. Gara garanya, pak lurah bikin pengumuman mengenai bibit, bebet,bobot, kriteria bakal calon mantunya. Tetapi ada jejaka lain yang namanya Semprul ngomporin Pakde; bahwa Pak lurah sudah keterlaluan, bikin persyaratan myleneh buat ngunduh mantu.

Si Semprul setengah "orasi" didepan Pakde Semut. Agitasinya sangat tajam gaya timses pilpres yang lagi kampanye. Maklum si Semprul diam diam naksirnya ngebet banget sama cucu sulung Pakde Semut. Jadi saingan berat sama anak pak lurah untuk menyunting cucu Pakde.

Sudah santer kabar bahwa “koalisi” dengan keluarga Pakde diprediksi bakalan gagal total. Lagi pula anak pak lurah sudah hampir pasti bakalan lolos jadi caleg. Jadi tentulah akan lebih dipertimbangkan pinangannya diterima. Namanya juga usaha, mulailah disebarkan isu untuk mebentuk opini public.

“Pasal bibit, bebet, bobot memang sudah “code of conduct” untuk ngunduh mantu, tetapi jangan mentang lantaran pegang jabatan lurah lantas pasang "prasyarat" diumbar kepada ke media pula, tidak etis dan terkesan sombong. Lagian kayak tender proyek aja”. Pakde…jangan mau digitukan…kayak orang nyapres aja….

Racun opini akhirnya ketelan juga. Pakde terdiam, jangankan senyum, mulutnya tersumbat seperti keselek enceng gondok ketika panen ikan lele di empang. Selang seminggu memang Pakde “cooling down” dan dengan bijak dia lalu membentuk tim rembug, kalau memang jodo cucu saya ya saya tidak boleh ego..ini kan menyengkut masa depan dia” ujar pakde suatu ketika.

Hampir sepuluh hari tim negosiasi subtantive ini bekerja tapi ngak kunjung putus lantas Pakde nanya, gimana? Nah disinilah permasalahannya, ternyata PakLurah minta agar diberi kebebasan memilih salah satu dari tiga cucunya. Pak lurah mau memilih mana diantara tiga cucu pakde yang memenuhi kreteria.

Pakde terbingung bingung dengan kemauan pak lurah, karena yang pernah pacaran itu adalah cucu sulung, lho kenapa tiba tiba mau naksir cucunya yang lain? Masalahnya, ketiga cucu pakde memang "cantik". Cuma yang cewek cuma satu satunya sedangkan dua yang lainnya “ternyata” cowok semua. Ini kebangetan ini mempermalukan keluarga kami….kata Pakde sengit.

Tadi sore Pakde stress dan teriak teriak….Ngono ya ngono ne ojo ngono…tresno ya wis…tresno…eling….eling…ojo dumeh tho. Masak seeh…..edan tenan…cowok mau dinikah sama cowok…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun