Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Artikel Utama

Fabel:Pelanduk Menang Pemilu

4 April 2015   06:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:34 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Harimau marah marah dan mengumpat si Pelanduk, "tidak ada hewan yang lebih dungu dari kamu", kata sang raja rimba. Pelanduk hanya tersenyum dan berkata "baik tuan raja rimba hamba pegang kata kata tuan, pelanduk adalah hewan paling dungu. Akan kukabarkan bahwa semua hewan termasuk tuan harimau si raja rimba adalah hewan yang dungu, kecuali saya".

Sang raja sempat agak kaget mendengar jawaban Pelanduk dan coba menganalisa ucapannya sendiri. Tetapi Pelanduk dengan cepat menghilang dibalik semak belukar.  Tak perlu waktu lama, ia menuliskan pada wall FB – “Semua hewan termasuk tuan harimau si raja rimba adalah hewan yang dungu, kecuali saya". Pelanduk alias si Kancil berceloteh ria.

Karuan saja mendapat respon dari banyak “fesbookers”  yang umumnya menghujat, mamaki bahkan ada yang menghina. Last but not least pelanduk jadi ngetop markotop. Meskipun mungkin masuk kategore antagonis. Masa sih, nulis di wall FB kayak gitu nggak sopan bingits. Tapi masih untung Pelanduk tidak tuliskan – “Semua hewan termasuk Harimau di raja rimba adalah hewan yang korup, kecuali saya.”

Dari sekian banyak komentar dan tanggapan, pastinya tidak seekorpun yang coba bertanya. Bahkan Burung Hantu Dumbledore.....sang "profesor" sekalipun tidak berani bertanya....mengapa kecuali pelanduk. Ketika saya tanya mengapa saudara jadi pengecualian. Pelanduk hanya mempersilahkan bertanya langsung kepada Harimau sang raja rimba.

Singkat cerita, musim pemilu segera tiba untuk memilih raja baru menggantikan Sang Rahimau. Berbagai statemen yang bernada kampanye menyeruak memecah keheningan rimba. Media mainstream, medol dan medsos ramai membicarakan si pelanduk. Semakin dihujat semakin populerlah dia. Para pendukung pelanduk menyebutnya sebagai ikon perubahan, tokoh kontroversial yang berani berbeda, tokoh yang kritis dan tak lupa pula di personifikasi dengan persepsi  sebagai tokoh yang cerdas. Namanya juga kampanye, begitu kurang lebih ungkapan tokoh intelijen dari dunia hewan.

Pemilu sudah usai, hasilnya Pelanduk menang, terpilih menjadi Sang Raja Rimba yang baru menggantikan Harimau.  Katak Hijau memberanikan diri bertanya, apa yang pernah dikatakan mantan raja kepada Pelanduk. Sang Harimau menyatakan bahwa ia menyesal pernah memaki si Pelanduk dengan kasar. Saya menyesal, sebagai raja mestinya saya adalah bagian dari seluruh bangsa hewan. Mestinya tidak pernah memaki siapapun karena bangsa hewan berbeda dengan bangsa manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun