Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Antara Yangban Korea dengan Faham Khilafah

7 Juli 2013   16:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:53 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada struktur social masyarakat tradisional Korea mengenal golongan masyarakat yang disebut Yangban. Sebagai kelas elit, Yangban menikmati banyak hak istimewa dan secara aktif berusaha untuk mempertahankan kemurnian dan eksklusivitas kelompok mereka. Misalnya, melalui pernikahan hanya di kalangan Yangban.

Yangban adalah kelas penguasa tradisional atau bangsawan dari dinasti Korea selama Dinasti Joseon (1392-1910). Yangban pada dasarnya adalah penganut fanatic yang mempertahankan “kemurnian”  Konfusianisme. Demikian pula implemantasinya, kelompok Yangban yang mengatur “dwitungal” dari dua cabang struktur social dan pemerintahan yaitu Militer dan birokrasi civil berdasarkan ajaran konfusius.

Yangban pula yang menentukan standar moral pada masyarakat. Diantara “orang” Yangban pula yang menjadi “Imam” peribadatan agung era dinasti Joseon hingga berakhir  pada 1894 AD. Para pemimpin militer maupun civil wajib tunduk kepada imam. Mereka yang menyimpang dari petunjuk sang imam akan “kualat” dan tidak akan medapat dukungan dari rakyat.

Dari Korean folklore diceriterakan bahwa ada sepasang suami isteri petani miskin papa namun selalu tulus ikhlas dalam do’a  hingga transcendental dengan tuhan. Pada suatu ketika mereka mendapati dua ekor ayam sedemikian jinaknya bertengger pada dua cabang pohon dilahan mereka. Sejoli  ayam tersebut berbulu emas dan bahkan bertelor emas. Itulah rahmah dan karunia tuhan sebagai imbalan ketulusan doa suami isteri petani miskin tersebut.

Dengan kekayaan dari telor emas itulah mereka menjalankan “syari’at” konfusius, membentuk keluruhuran budi dan kemakmuran bagi warga desa Yongin. Kelompok masyarakat inilah yang berkembang pesat, berpendidikan tinggi dengan standar moral mulia berdasarkan ajaran Konfusianism. Kelompok masyarakat yang pernah dan berpengaruh kuat terhadap tatanan kehidupan masyarakat Korea tradisional. Membangun dinasti "kekhalifahan" di semenanjung Korea.

Keluarga petani miskin papa yang memperoleh anugerah dua ekor ayam bertelor emas,  Sang suami bernama dengan marga KIM yang berarti  emas. Keturunan keluarga inilah cikal bakal bangsawan Yangban. Hegemoni kekaisaran Korea dinasti  Joseon 1392 - 1910.

Pertanyaannya apakah faham khilafah mempunyai kemiripan dengan "pemurnian" ajaran dan kepemimpinan model Yangban?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun