Mantra merupakan bagian dari sastra lisan tradisional masyarakat nusantara. Kecenderungannya bersifat pribadi khususnya ketika seseorang sedang jatuh cinta. Kerinduan yang terasakan ada terkatakan tidak, Kemudian diungkapkan menjadi mantra. Namun suatu mantra bisa saja diamini komunitas manakala untuk tujuan kepentingan bersama. Misalnya dalam hal pengusiran roh jahat, atau bala bencana yang dianggab bersumber dari hal mistis, atau berupa tolak bala bencana seperti kekeringan.
Tidak banyak diketahui tentang mantra tertulis, kecuali yang bersumber dari kitab suci Veda atau Weda. Secara umum mantra diajarkan lebih tepat ditirukan secara lisan dan individual. Mantra yang bertujuan untuk kepintingan hubungan cinta disimpan pribadi "pemilik mantra" dan bersifat rahasia. Sekarang dihapalkan para remaja hanya sebagai "mainan" berupa sya'ir dan pantun humoris sebagai kemahiran sosialita.
Pada masyarakat modern, mantra tidak lagi bermakna sebagai mantra tetapi hanya sebagai ungkapan sekadar lucu, tidak digunakan serius tetapi hanya entertainment saja.
Pada dasarnya terminolgi mantra kurang lebih sebagai beriikut: Mantra adalah bunyi suatu suku kata, kata, atau kelompok kata yang dianggap mampu menciptakan cara untuk mengubah interpretasi spiritual sebagai terjemahan dari keinginan manusia ke dalam bentuk tindakan
A mantra is a sound of syllable, word, or group of words that is considered capable to create the way to transform spiritual interpretations as a translation of the human desire into a form of action
Berikut contoh mantra yang telah mengalami proses literasi menjadi tertulis dalam bentuk rangkaian kata puitik dengan suku kata bersanjak dalam bahasa daerah Banjar.
Dang dalan dundang
Di Lantih aku di hajan
Ka darat pada Hamawang
Ma liwati puhun Binuang