Mohon tunggu...
Syamsuddin B. Usup
Syamsuddin B. Usup Mohon Tunggu... wiraswasta -

Kakek dari sebelas cucu tambah satu buyut. Berharap ikut serta membangun kembali rasa percaya diri masyarakat, membangun kembali pengertian saling memahami, saling percaya satu sama lain. Karena dengan cara itu kita membangun cinta kasih, membentuk keindahan hidup memaknai demokrasi.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Makna Kunjungan Balasan ARB kepada Prabowo

6 Mei 2014   02:48 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengamat politik Hantayuda menilai bahwa kunjungan balasan ARB kepada Prabowo merupakan signal kuat bahwa arah koalisi Partai Golkar condong ke Partai Gerindra. Walaupun Pak Jokowi  bahkan jauh lebih dahulu mengunjungi ARB sebelum kunjungan Prabowo kepada ARB. Tetapi jadwal kunjungan balasan ARB justeru lebih dahulu kepada Prabowo bukan kepada Pak Jokowo.

Menurut catatan saya, ketika kunjungan Jokowi ke ARB  dalam konprensi pers setelah acara itu ARB  menjelaskan bahwa Partai Golkar akan tetap mendukung PDI-P di parlemen jika figure capres PDI-P terpilih sebagai RI1. Menurut saya, pandangan ARB dalam hal menunjukan sikap moderat dan tentu saja dengan prinsip win win solution – siapa mendapat apa. Atau lebih gamblang adalah berbagi kursi, berbagi kekuasaan.

Sebaliknya dalam berbagai kesempatan Jokowi justeru menegaskan sikap politiknya bahwa dia tidak akan melakukan politik transaksional bagi bagi kursi. Artinya berkoalisi tidak lantas harus berbagi kekuasaan tetapi koalisi adalah kerjasama untuk mencapai tujuan. Pernyataan ini seperti menjawab bahwa Jokowi tidak akan berbagi kekuasaan dengan ARB. Sehingga kunjunga balasan kepada Prabowo lebih didahulukan ketimbang kepada Jokowi.

Sementara pandangan politik ARB, menurut saya – berbagi kekuasaan adalah pelaksanaan prinsi kehidupan demokratis. Berbagi kekuasaan adalah bentuk sinergi aspirasi politik rakyat. Karena bagaimanapun dalam kehidupan demokrasi, aspirasi politik rakyat melalui proses pemilihan umum berwujud keterpilihan kader partai di parlemen. Bagaimana mewujudkan aspirasi tersebut kedalam aktualisasi kehidupan pilitik, bentuknya adalah koalisi jika tidak terdapat mandat single majority.

Berbagi kekuasaan eksekutif dan saling dukung di parlemen adalah konsekuensi logis guna membentuk stabilitas politik. Mengapa disebut sebagai konsekuensi logis, karena tidak ada partai yang berhasil mendapat mandate mayoritas. Jalan tengahnya adalah bersinergi untuk membangun, guna mencapai cita cita mensejahterakan rakyat.

Antara pandangan politik Jokowi dalam hal ini memang berbeda dengan pandangan politik ARB. Apakah dengan demikian bisa disebutkan juga sebagai pandangan dan sikap politik berbeda antara PDI-P dengan Partai Golkar yang masing masing punya konstituen atau dukungan rakyat.

Nampaknya akan terlihat lebih jelas setelah hasil rekapitulasi nasional diumumkan secara resmi oleh Komisi Pemilihan Umum RI. Sekarang baru 11 propinsi yang telah disahkan atau 30% suara nasional. Sekarang partai saling menjajagi , saling membangun komunikasi politik karena sedang menunggu hasil final Pemilu Legislatif 2014. Seperti penari yang menunggu gendang ditabuh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun