“Negerimu indah sekali. Indah sekali.”
“Tidak ada negeri lain yang bisa kalahkan keindahan Indonesia,” kata saya pelan, namun pongah.
“Lalu kenapa kau sampai melancong ke sini?”
Selain karena ada urusan dengan tular menular pengetahuan bertani, saya menjawab dengan senyam-senyum, “sekadar untuk menambah keyakinan saya negeri saya memang paling indah di dunia.”
Kedua kenalan baru itu tertawa kecil mengangguk-angguk. Mungkin setuju. Mungkin tidak.
Langit terang. Laut tenang. Saya senang.
[SyamAR; Suva, 21 Februari 2014]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!