Mohon tunggu...
Syallomitha Dyah Anjani
Syallomitha Dyah Anjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menghabiskan waktu luang dengan mengeksplorasi berbagai genre film dan mencoba resep masakan baru. Selalu mencari inspirasi dari layar lebar hingga piring makan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengabdian Masyarakat: Mengatasi Kenakalan Remaja Melalui Psikoedukasi Self-Awareness di SMP PGRI 01 Dau

25 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 24 Desember 2024   22:18 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi Refleksi Siswa Saat Psikoedukasi Self-Awareness (Sumber: Syallomitha Dyah Anjani)

Dau, Kabupaten Malang (16/12/2024) -- Masalah kenakalan remaja kerap menjadi perhatian serius di masyarakat, termasuk di lingkungan sekolah. Perilaku menyimpang seperti bolos sekolah, merokok, hingga penyalahgunaan narkoba menjadi potret nyata yang sering ditemukan. Untuk menjawab tantangan ini, mahasiswa Universitas Negeri Malang, Syallomitha Dyah Anjani, yang dibimbing oleh Pravissi Shanti, S.Psi., M.Psi., melaksanakan program pengabdian masyarakat berupa psikoedukasi tentang self-awareness (kesadaran diri) bagi siswa kelas 7 di SMP PGRI 01 Dau.

Program yang berlangsung pada 16 Desember 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan self-awareness siswa. Kesadaran diri menjadi kunci agar remaja mampu mengenali emosi, potensi, serta dampak tindakan mereka terhadap orang lain. Dengan begitu, mereka diharapkan dapat membuat keputusan yang tepat dan menghindari perilaku negatif. Dalam kegiatan ini, sebanyak 18 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 7 perempuan mengikuti serangkaian sesi. Metode yang digunakan meliputi ceramah dengan media visual, refleksi diri, serta evaluasi melalui pre-test dan post-test.

Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa tentang self-awareness. Rata-rata nilai post-test siswa meningkat dibandingkan pre-test, yaitu dari 38,88 menjadi 56,94. Meski demikian, masih ditemukan tantangan dalam praktik self-awareness. Beberapa siswa belum optimal dalam merefleksikan tindakan dan dampaknya, serta belum mampu mengambil keputusan yang tepat dalam sesi refleksi. Penulis mendapati siswa yang sebelumnya tidak peduli terhadap kritik mulai menunjukkan respons yang lebih positif setelah diberikan materi. Meski belum sempurna, ini langkah awal yang baik.

Program ini mendapat tanggapan positif dari para siswa, terlihat dari rata-rata skor umpan balik yang menunjukkan materi menarik, bermanfaat, serta mudah dipahami. Namun, untuk dampak yang lebih optimal, diperlukan pendekatan edukasi lanjutan dengan metode yang lebih interaktif.

Melalui program seperti ini, diharapkan sekolah dapat terus membimbing remaja untuk memahami diri mereka sendiri, sehingga kenakalan remaja dapat ditekan dan mereka dapat berkembang menjadi individu yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun