PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) akhir-akhir ini menjadi topik perbincangan yang serius dikalangan masyarakat. Maraknya PMK menimbulkan keresahan masyarakat mengenai kualitas susu yang akan mereka konsumsi.Â
PMK sendiri merupakan penyakit menular strategis yang disebabkan oleh virus aphthovirus dan family picornaviridae. Penyakit ini menyerang semua hewan berkuku belah seperti sapi, kambing, dan domba. Penularan penyakit ini bisa terjadi secara kontak langsung dan tidak langsung. Penularan kontak langsung dapat melalui air liur ataupun leleran hidung dari hewan yang terinfeksi, sementara penularan tidak langsung dapat melalui produk makanan, produk ternak, dan fomites. Meskipun tergolong penyakit yang menular, virus penyebab PMK pada hewan kuku belah bukanlah zoonosis.
Gejala yang ditimbulkan bila hewan terjangkit penyakit ini adalah demam, hiper salivasi, luka pada kuku hingga lepas, lepuh pada lidah, dan kepincangan. Penyakit Mulut dan Kaki tergolong penyakit yang sangat cepat menular (highly contagious). Karena itu, PMK menimbulkan kerugian ekonomi dan kematian hewan yang tinggi. Salah satu industri yang terkena dampak dari PMK adalah industri sapi perah. Dampak yang ditimbulkan seperti penurunan berat badan, penurunan produksi susu, kematian, serta keguguran sapi perah. Selain itu, PMK juga menyebabkan gangguan industri seperti kehilangan pendapatan tenaga kerja dan menurunnya aktivitas pasar.
Lalu, bagaimana kualitas fresh milk yang akan dikonsumsi masyarakat di tengah hangatnya situasi PMK terkini?Â
Perlu diingat kembali bahwa PMK bukanlah penyakit zoonosis sehingga PMK tidak akan menular ke manusia dan produk-produk dari sapi aman untuk dikonsumsi. Dengan demikian, masyarakat dapat dengan tenang mengonsumsi fresh milk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H