Gemercik air
Menghanyutkan asa
Yang diterpa angin
Mematahkan sendi-sendi cita
Menyulam tali
Menenggelamkan rupa
Yang membuncah entah kemana
Dengarkan makian itu…
Nyanyikan cacian itu…
Senandungkan hinaan itu…
Seorang aristocrat
Berjalan gontai
Melewati tanah kusam nan hitam legam
Karena ulah si tangan panjang
Para koruptor dermawan
Lukiskan artefak sejarah
Perdamaian negri
Prasastikan gambar-gambar buram
Yang akan menjadi
Dongeng pengantar tidur anak-anak bangsa
Jangan salahkan kami yang akan buta
Dengan aksara
Jangan salahkan kami
Yang akan tuli dengan nyanyian
Lagu kebangsaan
Bertindaklah sesuai kemampuanmu
Jangan melebihi kapasitas egomu
Dari siapa…
Oleh siapa…
Untuk siapa…
Dimanakah dermaga persatuan itu ?
Kemanakah perahu akan berlabuh ?
Wahai cendikiawan muda maupun tua
Suarakan nuranimu
Berpijaklah dibumimu sendiri
Bukan dalam angan-angan tanpa batas
Untuk siapa…
Dimanakah dermaga persatuan itu ?
Kemanakah perahu akan berlabuh ?
Wahai cendikiawan muda maupun tua
Suarakan nuranimu
Berpijaklah dibumimu sendiri
Bukan dalam angan-angan tanpa batas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H