Dalam kehidupan modern dengan arus informasi dan interaksi digital yang tiada henti, topik perselingkuhan kerap muncul di headline berita setiap harinya.
Seperti kabar mengejutkan yang datang dari pasangan selebriti Virgoun dan Inara Rusli. Inara mengungkap bukti perselingkuhan Virgoun melalui media sosial, memicu reaksi publik yang luas.
Bagaimana dinamika emosional dan psikologis di balik rumah tangga Virgoun dan Inara Rusli?
Apa itu perselingkuhan dalam hubungan rumah tangga?
Asya (2000) mendefinisikan perselingkuhan (selingkuh) didalam hubungan rumah tangga sebagai perbuatan seorang suami (istri) dalam bentuk menjalin hubungan dengan seseorang di luar ikatan perkawinan yang kalau diketahui pasangan sah akan dinyatakan sebagai perbuatan menyakiti, mengkhianati, melanggar kesepakatan, di luar komitmen. Perselingkuhan tidak hanya merusak hubungan antara pasangan tetapi juga berdampak negatif pada kesejahteraan seluruh keluarga. Dalam banyak kasus, sebuah perselingkuhan itu selalu mengarah pada perceraian, yang dapat menambah lapisan kompleksitas dan kesulitan emosional bagi semua anggota keluarga.
Dikutip penelitian dari (Oxford Academic) mengidentifikasi bahwa berbagai penyebab perselingkuhan itu sendiri terjadi, karena ada perbedaan individual seperti orientasi seksual, sejarah kehidupan perkembangan, dan perbedaan budaya. Misalnya, seseorang dengan sejarah kehidupan yang tidak stabil atau trauma mungkin lebih rentan untuk melakukan perselingkuhan.
Kutipan dari survei yang dilakukan oleh JustDating menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua di Asia sebagai negara yang memiliki kasus perselingkuhan tertinggi yaitu sebanyak 40% (Rindi, 2022). Data mengenai banyaknya kasus perselingkuhan di Indonesia bukanlah sebuah prestasi yang membanggakan, melainkan harus menjadi sebuah kekhawatiran. Perselingkuhan itu tidak terjadi tanpa alasan, tetapi ada indikasi-indikasi yang memungkinkan perselingkuhan marak untuk bisa terjadi, terutama didalam hubungan rumah tangga.
Perspektif Behaviorisme
Dalam menganalisis penyebab terjadinya perselingkuhan melalui perspektif psikologis behaviorisme kita bisa memahami, bahwa pelaku yang melakukan perselingkuhan itu karena adanya interaksi yang kompleks antara individu pelaku dengan lingkungannya. Analisis psikologis terutama dalam konsep behaviorisme menekankan bahwa perilaku perselingkuhan itu dapat diperkuat oleh penguatan baik itu positif atau negatif. Konsep dari behaviorisme itu sendiri secara simpelnya adalah sebuah perilaku yang muncul pada individu karena adanya pengalaman yang dialami dari pengaruh lingkungannya.
Contoh yang bisa diambil secara jelas itu misalnya, jika seorang individu mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang kurang dari pasangannya, namun individu ini menemukan penguatan positif tersebut dari orang lain, maka perilaku berselingkuh dapat muncul sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Oleh karena itu, dalam memahami konsep behaviorisme dalam isu perselingkuhan maka kita bisa menganalisa bahwa dinamika perselingkuhan itu tidak hanya dipicu oleh faktor internal individu tetapi juga oleh suatu respons dan pengaruh lingkungan luar yang bisa mendukung perilaku tersebut.
Dalam konteks behaviorisme, Perselingkuhan dapat dilihat sebagai hasil interaksi antara stimulus, respon, penguatan, dan hukuman seperti :