Menurut ibu kandung Nizam, Fitri Pratiwi, ibu tiri Nizam, Iftahurrahmah, mengaku cemburu karena merasa ayahnya lebih menyayangi Nizam daripada anaknya. Fitri juga mengatakan bahwa ibu tiri Nizam memberikan berbagai macam alasan, namun secara garis besar ibu tiri Nizam mengaku cemburu.
Orang tua dari Ahmad Nizam Alfahri, bocah berusia enam tahun yang menjadi korban kekejaman ibu tirinya. Diketahui bahwa Nizam dihabisi oleh ibu tirinya, Iftahurrahman (24), karena rasa dendam. Ichan, ayah dari Nizam, dikatakan lebih perhatian kepada Nizam dibandingkan dengan anak pelaku, yang memicu tindakan brutal tersebut.Â
kasus ini merupakan salah satu bentuk kekerasan terhadap anak yang sangat keji dan tidak manusiawi. Tindakan yang dilakukan pelaku sangat tidak dapat dibenarkan dan menimbulkan keprihatinan mendalam bagi masyarakat. Pelaku harus diberikan hukuman yang setimpal atas perbuatannya. Hukuman yang berat diharapkan dapat memberikan efek jera dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan.
kasus ini menjadi pengingat bahwa perlindungan terhadap anak masih perlu diperkuat. Pemerintah, keluarga, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak. Peran penting psikolog Selain hukuman, pelaku juga perlu mendapatkan bantuan psikologis untuk memahami akar permasalahan dari tindakan kejinya.
Motif pembunuhan yang didasari oleh tindakan kekerasan yang berulang menunjukkan adanya masalah psikologis yang serius pada pelaku. Perlu dilakukan pemeriksaan psikologis yang mendalam untuk mengetahui akar permasalahan tersebut. Lingkungan sekitar juga perlu menjadi perhatian. Apakah ada faktor lingkungan yang turut mempengaruhi tindakan kekerasan pelaku? Misalnya, apakah pelaku pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga? Itu yang harus di Galih lebih dalam untuk informasi lebih lanjut.  Masyarakat perlu diberikan edukasi tentang pentingnya perlindungan anak dan cara mengenali tanda-tanda kekerasan pada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H