Mohon tunggu...
Ahmad Syakirin
Ahmad Syakirin Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Hobi Bermain Sepak Bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Perempuan oleh Komunitas Perempuan Bersanggul Desa

11 Maret 2024   22:08 Diperbarui: 12 Maret 2024   00:17 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perempuan bersanggul di desa merupakan komunitas yang aktif dalam pemberdayaan perempuan dan melestarikan budaya Indonesia, termasuk budaya sanggul, kebaya, dan jarik.Selain mengajak para perempuan Desa untuk kembali ke jati dirinya, PBD juga aktif melestarikan budaya Indonesia. Terutama budaya sanggul, kebaya, dan jarik yang sudah mulai ditinggalkan. 

Pelatihan bersanggul
Salah satu acara yang rutin dan konsisten dilakukan PBD adalah memberikan tutorial atau pelatihan bersanggul. Pelatihan bersanggul sederhana ini diberikan pada para perempuan di berbagai daerah atau desa.Pelatihan bersanggul merupakan sebuah program atau acara yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan para perempuan dalam melestarikan budaya dan kebudayaan. 

Dalam pelatihan tersebut, para perempuan akan diberikan pelatihan tentang tata rias, sanggul, dan mewiru kain
Sasaran pelatihan ini juga diberikan pada kalangan ibu-ibu perempuan Desa agar punya bekal untuk mengenakan padu-padan busana tradisional yang cantik dan pantas.Selain bertujuan untuk melestarikan kebudayaan Nusantara, PBD juga membekali para anggota dan peserta pelatihan perempuan dengan bekal serta keterampilan mandiri.

Perempuan bersanggul memiliki manfaat yang signifikan bagi budaya Indonesia. Mereka menggalangi dan menjaga budaya bersanggul, kebaya, dan jarik, yang merupakan bagian dari budaya Indonesia yang unik dan kaya. Berikut adalah beberapa manfaat yang diperoleh dari perempuan bersanggul:

1.Melestarikan budaya: Perempuan bersanggul mendukung dan melestarikan budaya bersanggul, kebaya, dan jarik. Mereka menggalangi dan mengeduakan budaya-budaya tersebut, sehingga budaya itu tetap bertahan dan dikenang oleh masyarakat.

2.Meningkatkan rasa kebangsaan: Perempuan bersanggul membantu meningkatkan rasa kebangsaan masyarakat Indonesia. Mereka mendorong pemahaman dan penilaian positif terhadap budaya bersanggul, kebaya, dan jarik, yang merupakan bagian dari budaya Indonesia yang kaya.

3.Membangun komunitas: Perempuan bersanggul membangun komunitas yang aktif dan berbagi ilmu. Mereka berkolaborasi dan menggalangi pelatihan dan kegiatan yang membantu masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun