Demokrasi adalah salah satu prinsip utama dalam pemerintahan modern yang mendasarkan kekuasaan pada suara rakyat. Dalam sebuah negara demokratis, seperti juga terjadi di Indonesia, perbedaan pendapat dan pilihan politik adalah hal yang tidak dapat dihindari. Namun, ini adalah ciri utama dari sistem demokrasi yang sehat, yang seharusnya dipahami dan dihormati oleh semua warganya.Â
Salah satu tokoh yang memberikan contoh tentang bagaimana kita harus berdemokrasi dengan bijak adalah Presiden Joko Widodo, atau yang akrab dikenal dengan Jokowi. Beliau telah memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga persatuan dalam kerangka demokrasi, sekaligus meresapi pentingnya menghargai perbedaan dalam politik.
Jokowi, dengan pengalaman panjang dalam politik Indonesia, telah memberikan pandangan yang berharga tentang bagaimana seharusnya berdemokrasi.Â
Dalam sebuah pidato yang dikutip oleh Kompas.com (14 Oktober 2023), Jokowi menekankan bahwa perbedaan pilihan politik adalah hal yang alami. Ia menyatakan, "Perbedaan pilihan adalah sesuatu yang wajar, bahkan biasa. Jangan sampai karena perbedaan pilihan, silaturahmi kita terganggu. Tidak perlu saling menjatuhkan, mengolok-olok, atau bahkan menyebarkan fitnah yang merugikan."Â
Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa dalam sistem demokrasi yang sehat, perbedaan pendapat adalah bagian yang tidak terhindarkan dan harus dihadapi dengan kedewasaan dan rasa hormat.
Lebih jauh, Jokowi mengajarkan bahwa kita sebagai warga negara seharusnya tidak mudah terpancing emosi atau dendam hanya karena perbedaan politik. Ia menekankan, "Jangan dimasukkan hati. Dikit-dikit baperan, dikit-dikit dimasukkan hati. Yang terjadi nanti marah sana, marah sana, marah sana, benci sana, benci sana, benci sana, gunanya apa? Kita ini saudara sebangsa dan setanah air." Pernyataan ini mengingatkan kita akan pentingnya memelihara persatuan sebagai sebuah bangsa, terlepas dari perbedaan politik.Â
Demokrasi seharusnya tidak digunakan sebagai alasan untuk memecah-belah hubungan sosial dan menciptakan konflik yang tidak perlu.
Jokowi juga memberikan contoh konkret tentang bagaimana pelajaran berdemokrasi seharusnya diwujudkan dalam tindakan.Â