Tak ada yang bisa membantah bahwa Kaesang Pangarep atau anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini bisa dengan mudahnya menduduki jabatan publik yang diinginkannya, semisal anggota legislatif ataupun  jabatan sekelas walikota.Â
Sebagai anak Presiden, tentu saja Kaesang punya banyak keistimewaan atau privilege yang bisa dikapitalisasi secara politik untuk memenangkannya mendapatkan jabatan publik.Â
Hal ini telah dibuktikan oleh kakaknya, Gibran Rakabuming Raka yang mulus menduduki kursi Walikota Solo, dan juga Bobby Nasution, kakak iparnya yang menjabat Walikota Medan. Terlebih lagi jika Kaesang didukung PDI Perjuangan, partai yang selama ini mendukung Ayahnya sebagai Presiden.
Kenyataannya, apa yang dilakukan Kaesang sebaliknya.Â
Dia justru memilih bergabung menjadi kader di Partai Solidaritas Indonesia (PSI), partai yang bisa dibilang masih 'bau kencur' dan juga belum sekalipun duduk di kursi parlemen di Senayan.
Menyadari langkahnya berbeda dengan ayah dan kakaknya, Kaesang menegaskan langkah tersebut akan membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik.
Mengapa Kaesang tidak memilih PDIP, Gerindra, atau Golkar yang sudah kenyang makan asam garamnya perpolitikan di Tanah Air?Â
Bahkan jika memilih PDIP pun, sepertinya Kaesang akan lebih mudah melenggang ke Parlemen untuk menjadi anggota legislatif dari PDIP asal daerah pemilihan Solo.
"Kemarin, di media sosial, ketika saya menerima kartu tanda anggota PSI, 'Kaesang kok masuk ke partai kecil. Kenapa tidak masuk ke partai besar saja yang sudah ada di DPR?Â
Saya tertarik bergabung PSI karena PSI belum ada di DPR dan saya ingin berjuang bersama kawan-kawan semua di sini agar di 2024 PSI menjadi partai besar dan di 2024 akan ada di DPR RI," kata Kaesang Pangarep, seperti dikutip MediaIndonesia.com (26/9/2023).