Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi, telah melakukan kunjungan kerja istimewa ke Provinsi Jawa Barat. Tidak sekadar kunjungan biasa, presiden melakukan perjalanan dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang mampu melaju hingga kecepatan mencengangkan, 350 kilometer per jam. Kunjungan ini merupakan uji coba moda transportasi KCJB sebelum diresmikan pengoperasiannya, dan merupakan tonggak bersejarah dalam perkembangan infrastruktur transportasi Indonesia.
Presiden Jokowi berangkat dari Stasiun KCJB Halim, Jakarta Timur, dan hanya dalam waktu setengah jam, beliau sudah sampai di Stasiun Padalarang, Bandung Barat. Perjalanan ini menjadi bukti nyata kemajuan dalam sektor transportasi Indonesia yang kini semakin memadai dan efisien. Mari kita eksplorasi lebih lanjut tentang pengalaman Presiden Jokowi dalam perjalanan bersejarah ini.
Perjalanan Berkecepatan Tinggi
Presiden Jokowi memulai perjalanan dengan duduk di gerbong pertama kereta dengan nomor perjalanan G5901. Kereta ini berangkat dari Stasiun Halim dengan tujuan Stasiun Tegalluar.Â
Namun, yang membuat perjalanan ini benar-benar istimewa adalah kemampuan KCJB untuk meningkatkan kecepatan dengan drastis. Dari kecepatan awal 50 km/jam, kereta cepat ini dengan mulus mencapai kecepatan maksimalnya, 350 km/jam.
"Ini sebetulnya bisa 385 (kilometer per jam). Tapi memang untuk kenyamanan dipasang di 350 kilometer per jam," ujar Jokowi, seperti dikutip di laman Kompas.com (13/9/2023).
Ketika melintasi lanskap perkotaan dan pedesaan, Presiden Jokowi dapat merasakan kenyamanan perjalanan dengan kecepatan yang luar biasa ini. Ini adalah pencapaian yang patut dibanggakan bagi Indonesia, yang sekarang memiliki kereta cepat dengan standar internasional.Â
Kemampuan KCJB untuk mencapai kecepatan maksimalnya memberikan bukti bahwa infrastruktur transportasi negara ini semakin modern dan efisien.
Pentingnya Transportasi Umum
Selain sebagai momen bersejarah dalam sejarah transportasi Indonesia, kunjungan Presiden Jokowi dengan KCJB juga memberikan pesan penting tentang pentingnya transportasi umum.Â
Beliau berharap bahwa kehadiran KCJB dapat mendorong masyarakat untuk beralih dari penggunaan mobil pribadi ke transportasi umum.
Hal ini memiliki implikasi besar dalam mengatasi dua masalah utama di wilayah Jakarta, Bandung, dan sekitarnya: kemacetan lalu lintas dan polusi udara.Â
Dengan memilih transportasi umum yang efisien dan nyaman seperti KCJB, masyarakat dapat membantu mengurangi tekanan pada jalan raya yang padat dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang merugikan lingkungan.
Manfaat untuk Lingkungan
Kehadiran KCJB juga memiliki manfaat besar dalam mengurangi dampak negatif transportasi terhadap lingkungan. Kendaraan pribadi, terutama yang berbahan bakar fosil, adalah salah satu penyumbang utama polusi udara dan emisi gas rumah kaca. Dengan menggeser sebagian besar perjalanan dari mobil pribadi ke kereta cepat, kita dapat mengurangi polusi udara yang merugikan kesehatan masyarakat dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
Menghubungkan Lebih Banyak Orang
KCJB bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang konektivitas. Ini membuka akses yang lebih baik antara Jakarta dan Bandung, dua kota metropolitan penting di Jawa Barat. Dengan konektivitas yang lebih baik, bisnis, perdagangan, dan pariwisata antara kedua kota ini dapat berkembang lebih pesat.
Selain itu, KCJB juga akan memudahkan akses ke daerah-daerah sekitar yang sebelumnya sulit dijangkau, membuka peluang ekonomi dan investasi baru. Ini adalah langkah positif menuju pengembangan wilayah yang lebih merata di seluruh Jawa Barat.
Menghemat Waktu dan Tenaga
Satu hal yang membuat KCJB menonjol adalah kemampuannya untuk mencapai kecepatan maksimal 350 kilometer per jam. Dengan kecepatan ini, perjalanan antara Jakarta dan Bandung yang dulunya memakan waktu berjam-jam, kini dapat diselesaikan dalam waktu yang jauh lebih singkat. Ini adalah terobosan besar dalam transportasi darat di Indonesia.
Sebelumnya, perjalanan darat dengan mobil pribadi atau bus antara kedua kota ini bisa memakan waktu hingga 3-4 jam, tergantung pada kondisi lalu lintas.Â
Dengan KCJB, perjalanan ini dapat diselesaikan dalam hitungan menit atau jam, tergantung pada kecepatan dan stasiun yang menjadi tujuan.
Kontribusi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Kemajuan infrastruktur transportasi seperti KCJB memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Ini menciptakan lapangan kerja selama pembangunan dan pengoperasiannya, serta merangsang pertumbuhan ekonomi di sekitarnya. Dengan konektivitas yang lebih baik antara kota-kota, perdagangan barang dan jasa dapat berkembang lebih baik, mendukung pertumbuhan bisnis dan industri.
Kunjungan Presiden Jokowi dengan KCJB adalah bukti nyata kemajuan dalam infrastruktur transportasi Indonesia. Kecepatan dan kenyamanan KCJB adalah prestasi besar yang patut diapresiasi. Selain itu, pentingnya transportasi umum dan dampak positifnya pada lingkungan dan pertumbuhan ekonomi tidak dapat diabaikan.
Kita berharap bahwa KCJB akan menjadi landasan untuk pengembangan lebih lanjut dalam infrastruktur transportasi di Indonesia dan akan mendorong masyarakat untuk lebih banyak menggunakan transportasi umum. Hal ini akan membantu mengatasi masalah kemacetan lalu lintas, mengurangi polusi udara, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.Â
Masa depan berkecepatan tinggi tampak cerah, dan dengan kereta cepat seperti KCJB, kita melangkah menuju masa depan yang lebih modern dan efisien.
"Arahnya ke situ karena setiap tahun kita kehilangan karena macet di Jabodetabek dan Bandung itu sudah lebih dari Rp 100 triliun," kata Jokowi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H