Dengan kata lain, rumor di media sosial yang menyebutkan penyebab polusi di Jakarta adalah PLTU yang dimiliki PLN adalah tidak benar.Â
Bahkan, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dengan tegas mengatakan, penyebab utama memburuknya kualitas udara adalah karena kendaraan bermotor, bukan karena PLTU.Â
"Bahwa dugaan polusi udara karena PLTU Suralaya itu kurang tepat. Sebab hasil analisis uapnya itu pencemarannya dia bergeraknya tidak ke arah Jakarta tapi bergerak ke arah Selat Sunda," ungkap Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar, seperti dikutip Kumparan.com (14/8/2023).
Hasil studi yang dilakukan Kementerian dan PLN, dengan menggunakan data satelit sentinel troposperik selama 27 Juli hingga 9 Agustus 2023, hasil pembuangan PLTU tidak mengarah ke Jakarta. Melainkan ke arah Selat Sunda.
"Jadi bisa dikatakan bahwa bukan karena PLTU begitu, ya. Apalagi dilihat dari hasil studi penggunaan batu bara yang berpengaruh ke Jakarta, sih, enggak nyampe 1 persen," tambah Menteri asal Nasdem itu.Â
Nah, apabila penyebab kotornya udara di Jakarta sudah diketahui dengan pasti, tindakan selanjutnya tentu saja bagaimana kita semua ikut membantu Pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik yang saat ini tengah dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, dan juga swasta.
Dengan menggunakan kendaraan listrik, setidaknya masyarakat sudah ikut berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon transportasi sampai 56 persen. Selain itu, biaya operasional yang dikeluarkan kendaraan listrik juga jauh lebih murah dari kendaraan konvensional.Â
Bukan itu saja, menurut Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero) Edi Srimulyanti, peralihan ke kendaraan listrik juga akan membantu mengurangi penggunaan energi berbasis impor yang kotor dan mahal ke energi berbasis domestik yang bersih dan murah, sehingga kedaulatan energi nasional juga semakin kokoh.
Bagaimana, Bro? Silakan berikan komentar Anda di bawah ini!