Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peringatan Keras Jokowi untuk Elite Politik: Jangan Ada Lagi Politik Identitas!

22 Agustus 2022   10:00 Diperbarui: 22 Agustus 2022   10:38 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Komitmen untuk menjauhkan diri dari politisasi identitas dalam Pemilu 2024 baik sekali apabila disuarakan oleh para elite politik, terutama mereka akan berlaga di dalam pemilihan presiden mendatang," ujar Bawono. 

Senada dengan para pengamat. Juri Ardiantoro, Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan yang pernah duduk sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini, mengatakan politik identitas yang destruktif dan politisasi agama merupakan bahaya yang perlu diwaspadai bersama, terutama menjelang momentum politik. 

Alasannya, politik identitas dan politisasi agama dapat menjadi akselerator bagi rontoknya konstruksi sosial yang melahirkan konflik horizontal yang berkepanjangan.

 "Politik identitas dan agama yang dipolitisir adalah formula yang sangat mudah untuk melakukan radikalisasi dan penyesatan masyarakat," ujar Juri, dikutip dari siaran pers KSP pada Rabu (17/8/2022).

Kompasianer, buat kita semua yang membaca tulisan ini, apa yang disampaikan Presiden Jokowi adalah bentuk keperihatinan bangsa ini terhadap praktik politik yang menyebabkan luka mendalam yang cukup lama. 

Karena itu, apa yang disampaikan Jokowi adalah bagian dari upaya bangsa ini untuk menjauhi hal-hal yang akibatnya sangat merusak fondasi kerukunan dan keberagaman bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika ini.

Kita tengok saja praktik yang terjadi di Pilkada DKI 2017 lalu. Menurut Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti, politik identitas di Pilkada pada 2017 berdampak besar dan sangat berbahaya, dimana dampaknya hingga saat ini masih dirasakan masyarakat luas. Keterbelahan publik pun masih belum dapat dihilangkan. 

Ray Rangkuti/Kompas.com
Ray Rangkuti/Kompas.com

"Tidak selesai setelah gubernur ditetapkan di DKI Jakarta, sampai sekarang hampir belum bisa sembuh luka akibat politik identitas yang begitu marak dalam Pilkada DKI Jakarta," kata Ray dalam sebuah diskusi daring yang digelar Kamis (13/8/2020). 

Semoga kita semua memahami bahwa hanya persatuan dan kesatuan yang akan membuat bangsa ini semakin besar dan jaya. Lebih-lebih saat ini, semua kekuatan anak bangsa benar-benar diharapkan bersatu membangun kembali Indonesia untuk bangkit lebih cepat dan juga pulih lebih cepat dari pandemi yang menyengsarakan.

Merdeka!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun