Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Memanfaatkan Batu Bara untuk Mengurangi Beban Negara

23 November 2021   12:38 Diperbarui: 23 November 2021   12:55 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah Anda, harga komoditas batu bara saat ini lagi naik-naiknya. Sebagai negara penghasil batu bara, tentu saja Indonesia ikut kecipratan dari kenaikan bahan bakar fosil ini. 

Namun, di tengah kenaikannya, kita juga diwanti-wanti dunia akan perubahan iklim, karena batu bara juga dituding sebagai pencetus pemanasan global di di dunia.

Bahkan, untuk mengurangi efek pemanasan global, Pemerintah pun bertekad mulai mempensiunkan beberapa pembangkit listrik Tenaga uap (PLTU) untuk menghasilkan listrik oleh PLN, yang kebetulan berbahan bakar batu bara. Sebelum dipensiunkan, PLTU-PLTU tersebut diupayakan menggunakan bahan bakar campuran, yang disebut co-firing. Hal ini untuk mengurangi penggunaan batu bara.

Namun, berlimpahnya batu bara, sebenarnya akan lebih mempunyai nilai ekonomi yang cukup lumayan. Hal inilah yang sering disinggung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai hilirisasi batu bara.

Menurut Jokowi, hilirisasi batu bara sangat penting, karena nantinya akan menghasilkan nilai tambah yang cukup signifikan sebelum dijual atau diekspor.

Salah satu bentuk hilirisasi batu bara yang akan didorong Pemerintah adalah gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME).

Nah, DME inilah yang bisa menggantikan LPG (liquefied petroleum gas) yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar  rumah tanggapengganti minyak tanah. Dan, perlu diketahui, LPG itu ternyata masih impor. 

Seperti diketahui, Indonesia termasuk konsumen LPG terbesar di dunia, dan 70% -nya adalah impor. Dengan kata lain, kebijakan konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan Pemerintahan SBY-JK di tahun 2007, saat ini sudah dianggap membebani neraca perdagangan kita, dimana beban impor yang begitu besar.

Dengan demikian, DME ini nantinya akan mengurangi impor LPG. Tentu saja, negara akan menghemat devisa yang cukup besar. Bahkan, menurut Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, proyek gasifikasi batu bara nantinya bisa menghemat devisa hingga setidaknya Rp 14 triliun.

Namun, apakah proses hilirisasi batu bara menjadi DME sudah berjalan? Itulah yang prioritas dan kesungguhan kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun