Memasuki bulan Juni ini, ada yang teramat istimewa dalam kalender kebangsaan bangsa kita. Setidaknya, dalam beberapa tahun terakhir ini, bulan Juni dimaknai sebagai bulan untuk mengenal kembali jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. Dan, itu diwujudkan dengan bagaimana generasi masa kini diajak untuk mengenal kembali sosok Sukarno (selanjutnya penulis menyebut Bung Karno).
Bagaimana tidak dianggap penting, mengingat selama pemerintahan orde baru, sekitar 30 tahun (1968-1998), nama Bung Karno sekan-akan dibuat tenggelam.Â
Padahal, Bung Karno merupakan Presiden Pertama Indonesia, sekaligus pembaca naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.Â
Dengan kata lain, Dialah sosok yang yang tidak bisa dipisahkan begitu saja dalam proses berdirinya negara ini. Namun, kesan sebagai  the founding fathers sepertinya sengaja dilupakan di masa Suharto berkuasa.
Ada tiga hal yang membuat bulan Juni ini pantas disebut sebagai Bulan Bung Karno.
Pertama, tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari lahirnya Pancasila. Disebut sebagai hari lahirnya Pancasila, karena pada tanggal 1 Juni 1945, saat dimana Bung Karno dalam sidang BPUPKI 1 Juni 1945, mengemukakan lima konsep yang akan dijadikan sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Bung Karno menyebut lima konsep itu sebagai Pancasila.
Kedua, di bulan Juni ini pula, Bung Karno dilahirkan, tepatnya 6 Juni 1901 di Surabaya.Â
Dan, yang ketiga, bulan Juni, bulan wafatnya Bung Karno, 21 Juni 1967.Â
Ketiga hal tersebut merupakan tonggak sejarah yang berkaitan dengan Bung Karno, sehingga tiga hal tersebut yang membuat bulan Juni ini dikenal sebagai Bulan Bung Karno. Namun, tentu saja, tujuann dari memperingatinya, bukanlah untuk kegiatan seremonial semata.Â