Mengapa? Karena dengan membangun sikap delusional, perayaan kemenangan itu dianggap sebagai kebenaran. Ironisnya, di tengah fenomena post-truth di media sosial, ternyata pendukung Prabowo sangat mempercayai kabar kemenangan itu.
Hal ini tentu saja begitu mengkhawatirkan. Bagaimana jika saatnya KPU mengumumkan hasil Pilpres 2019 dan ternyata hasilnya tidak sesuai dengan keinginan pendukung Prabowo, tentu saja kita semua tidak menginginkan hal buruk sampai terjadi.
Melalui tulisan ini, saya berharap kepada siapapun, baik Presiden Petahana Joko Widodo (Jokowi) maupun Prabowo Subianto, untuk tidak melakukan provokasi-provokasi yang bisa menyulut emosi rakyat semakin besar.Â
Jangan karena keinginan untuk berkuasa, lantas kita harus mengorbankan rakyat yang tidak berdosa.Â
Jangan pula ada niatan untuk merusak iklim berdemokrasi kita yang sudah semakin maju, setelah lebih dari 32 tahun dikekang oleh sebuah rezim, yang seolah-olah  menjalankan demokrasi dengan baik, namun kenyataanya tidak.
Tunjukkan kedewasaan kita dalam berdemokrasi, yang tidak hanya siap untuk menang, tetapi juga siap juga untuk kalah.Â
Karena Pilpres ini, bukan untuk kalah atau memang, tapi bagaimana kita bisa mensejahterakan rakyat sesuai visi dan misi yang sudah dikampanyekan beberapa waktu lalu.Â
Salam dan terima kasih!
sumber:
1. Pikiran-Rakyat.com (19/04/2019): "Peneliti LIPI Ungkap Alasan Kenapa Klaim Kemenangan Prabowo Mesti Ditanggapi Serius"
2. Kompasiana.com (04/12/2018): "Politik "Kebohongan" ala Prabowo-Sandi sebagai Alternatif untuk Menang?"