Mohon tunggu...
Syakira
Syakira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang pelajar mandiri dan optimis serta ceria

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Kudus Dikatakan Sebagai Kota

24 Oktober 2024   22:18 Diperbarui: 24 Oktober 2024   22:24 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengingat sejarahnya kudus dahulu merupakan sebuah selat yang kita kenal dengan nama Selat Muria. Selat Muria pada jaman itu menjadi salah satu jalur perdagangan. Hingga pada tahun kisaran 1657 endapan sungai yang bermuara di Selat Muria semakin lama dan dangkal membentuk suatu wilayah yang kini dibagi menjadi 4 kabupaten dikenal dengan nama Demak, Kudus, Pati, dan Rembang. Wilayah Kudus mulai berkembang pada sektor perdagangan dan menarik perhatian tokoh wali untuk semakin mengembangkan daerah ini. Singkat sejarah kudus menjadi daerah yang dikenal sebagai kota santri yang kental akan keislamannya dan kaya akan sejarah serta budaya. 

Lompat ke masa kemerdekaan kota kudus mulai dikenal  sebagai kota penghasil rokok terbesar. Berawal dari kisah seorang warga Kudus Jamhari, yang menemukan obat untuk sakit dadanya berupa tanaman cengkeh dan tembakau kering yang dibungkus dengan klobot jagung mirip seperti rokok dan pada proses pembakaran cengkeh ini menghasilkan bunyi kretek kretek hingga produk rokok diberi nama kretek. Pada saat itu seorang pengusaha rokok bernama Nitisemito usaha nya mengalami kebangkrutan, kemudian dia tertarik pada produk buatan Jamhari dan istrinya dan mengajak kerjasama untuk mengembangkan rokok kretek dan mendirikan pabrik industri yang diberi nama Kretek Cigaretten Fabriek M Nitisemito Koedoes. Usaha Nitisemito berkembang hingga Hindia Belanda sekitar tahun 1930-an.

            Namun yang akan dibahas kali ini adalah mengenai mengapa kota bisa terbentuk berdasarkan teori. Menurut Max Weber sendiri kota merupakan suatu wilayah yang dimana wilayah tersebut penduduknya mampu untuk memenuhi kebutuhan ekonominya lewat pasar lokal wilayah itu sendiri. Dan terbentunya suatu kota menurut teori Reksohadiprodjo (1985) timbulnya suatu kota diakibatkan karena adanya tiga unsur yaitu scale of economis, comperative advantages, dan aminities. Mari kita kupas tuntas satu satu tentang bagaimaana kudus dapat terbentuk sebagai kota berdasarkan unsur unsur yang ada.

            Ditinjau dari teori tersebut pertama kita akan membahas dua unsur yaitu scale of economis atau skala ekonomi dimana wilayah tersebut memproduksi barang dan jasa untuk kehidupan sehari hari dan comperative advantages dimana suatu perekonomian dapat memproduksi barang atau jasa tertentu lebih murah dibanding wilayah lain sehingga mampu menarik tenaga kerja yang memiliki perbedaan regional untuk berkerja di tempat ini. Semakin besar suatu perusahaan maka biaya produksi akan tersebar dan dapat meningkatkan penghematan. Yang kita tau sendiri Kudus telah melakukan teori ini sejak jaman dahulu dimana mengutip dari Sejarah, berkembangnya kota ini berawal karena adanya perusahaan industri rokok yang dinaungi oleh Nitisemito. Pabrik rokok yang berkembang kini telah menyejahterakan sebagian besar masyarakat Kudus. Pada saat itu lapangan pekerjaan terbuka besar besaran hingga terjadi urbanisasi dimana masyarakat sekitar Kudus seperti Demak dan Pati mulai berbondong bondong untuk bekerja bahkan menetap di wilayah ini. Jumlah penduduk usia produktif pada saat itu mengalami peningkatan dan sangat berpengaruh pada laju pertumbuhan aktivitas ekonomi daerah tersebut. 

Bahkan pada tahun 1953 saat Nitisemito mulai tiada pedagang pedagang China dan ras Tionghoa mulai berdatangan untuk meneruskan usaha Nitisimeto dalam pengembangan pabrik industri rokok kretek yang ada di Kudus karena melihat peluang profit yang menjanjikan. Ambil saja salah satu contoh pemilik pabrik rokok Djarum Robert Budi Hartono seorang keturunan Tionghoa yang ikut memajukan perindustrian di kota Kudus. Dan hingga saat ini pabrik rokok kretek masih menjadi sektor utama dalam bidang perekonomian dan telah mempekerjakan lebih dari 60.000 tenaga kerja asli Kudus dan sekitarnya. Jumlah perusahaan menentukan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan dan saat ini sendiri kabupaten Kudus memiliki sekitar 81 perusahaan rokok baik dalam skala kecil hingga skala besar seperti Djarum. Bahkan hingga saat ini pabrik rokok di kota lain tidak mampu menyaingi bahkan tak mampu setara dengan perkembangan pabrik rokok kretek Kudus. Kota Kudus sudah dapat dikatakan sebagai kota karena alasan alasan yang telah dijabarkan, kota ini mampu berdiri sendiri lewat sektor perindustriannya rokok dan mampu menarik masyarakat luar untuk berdatangan serta mampu menonjolkan sektor perindustriannya sendiri hingga menjadi ikon dari kota ini sendiri.

            Pembahasan selanjutnya yaitu unsur ketiga aminities. Kota Kudus dikenal akan sejarahnya terdahulu, mulai dari terbentuknya yang awalnya merupakan kota kecil yang dianggap suci oleh masyarakat hindu kemudian mulai berkembang menjadi kota santri dan meninggalkan bangunan bersejarah Menara Kudus yang hingga saat ini masih menjadi bangunan utama Kota Kudus. Dari kisah tokoh agama sekaligus pendiri Kota Kudus, Syekh Jafar Shodiq atau yang dikenal dengan Sunan Kudus terbangunlah juga museum GusJiGang yang menyimpan cerita dan diorama beliau dan rekan rekannya di masa lampau. Bahkan di kota sekecil ini dilengkapi dengan gunung serta air terjun yang juga kemudian dikembangkan menjadi tempat pariwisata. 

Hal ini menjadikan peluang bagi masyarakat sekitar untuk membuka mata pencaharian. Tepatnya pada kecamatan Dawe dan Gebog yang kerap dikunjungi orang membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk berjualan cinderamata dan makanan makanan khas kudus. Peluang ini kemudian menarik perhatian pemerintah untuk membuat sarana prasarana berupa pasar kita ambil contoh adalah Pasar Ampiran yang terletak di Dukuh Piji Wetan Desa Lau Kecamatan Dawe, Kudus yang menjadi salah satu destinasi kulineran jika berkunjung ke Gunung muria dan membuka lapangan pekerjaan bagi Masyarakat sekitar dan mengenalkan makanan khas serta tradisi yang ada di Kota Kudus.

            Kembali ke sejarah kretek dan adanya pabrik pabrik rokok besar di kudus juga mempengaruhi perkembangan kota ini. Untuk mengenang perjuangan dan kisah tokoh tokoh dalam pengembangan rokok kretek pemerintah provinsi Jawa Tengah saat itu Soepardjo Rustam mendirikan museum yang diberi nama Museum Kretek. Beliau membangun museum ini dilatar belakangi karena adanya potensi besar Perusahaan kretek yang mampu membangun perekonomian kudus yang awalnya hanya kota kecil biasa menjadi kota yang dikenal hingga Hindia Belanda sebagai kota kaya dan bersejarah. 

Bahkan baru baru ini kisah kretek diangkat menjadi film layar lebar dan latarnya berada di museum ini. Film ini mengangkat kisah seorang gadis pemilik perusahaan rokok kretek bernama Dasiyah serta Sejarah Sejarah perkembangan rokok kretek pada masa lampau. Melalui film ini secara tidak langsung memberikan profit bagi Kota Kudus serta mengenalkan Kudus kepada generasi muda saat ini. Terbukti dengan pertambahan pengunjung museum kretek dan menguntungkan pegawai yang bekerja di sana. Perusahaan perusahaan rokok secara tidak langsung juga menyumbangkan beberapa infrastruktur untuk perkembangaan Kota Kudus. Seperti yang baru baru ini adalah pembangunan stadion Djarum berstandar FIFA di Desa Rendeng Kecamatan Kota Kudus. Djarum Fondation juga memberikan beberapa biaya untuk penunjang fasilitas dalam bidang pendidikan, penghijauan kota, hingga pemberian rumah layak huni kepada masyarakat kudus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun