Mohon tunggu...
SYAKILLA ZAHRA
SYAKILLA ZAHRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Konsep Diri dan Strategi Belajar Siswa dengan Nilai Rendah melalui Pendekatan Hurlock

19 Desember 2024   15:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   14:52 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Wawancara Psikologi Pendidikan

Bagi siswa dengan nilai akademis di bawah rata-rata, proses belajar di sekolah sering kali menghadirkan tantangan yang lebih besar dibandingkan teman-teman mereka. Kesulitan memahami materi, rasa minder, hingga kurangnya motivasi belajar dapat berdampak signifikan pada perkembangan konsep diri. Siswa dengan nilai rendah sering kali memandang dirinya sebagai individu yang kurang mampu, meskipun sebenarnya mereka memiliki potensi yang bisa dikembangkan.

Dalam kasus siswa dengan inisial H, situasi ini terlihat jelas. H adalah seorang siswa yang sering merasa kesulitan dalam pelajaran tertentu, terutama yang memerlukan pemahaman mendalam seperti matematika atau sains. Namun, berdasarkan teori Hurlock, konsep diri siswa seperti H dapat dikembangkan dengan memberikan pengalaman positif, dukungan sosial, serta strategi belajar yang sesuai. Artikel ini membahas pengalaman H dalam menghadapi tantangan belajar dan bagaimana pendekatan Hurlock dapat membantu membentuk konsep diri positif dan strategi belajar yang lebih baik.

H sering merasa percaya diri ketika ia diberikan tugas atau kegiatan yang sesuai dengan kelebihannya. Salah satu momen yang membuatnya merasa bangga adalah ketika ia berhasil memenangkan lomba futsal. Dukungan dari teman, guru, dan orang tua membuat H merasa bahwa ia memiliki potensi yang dihargai. Pengalaman ini membantu H membangun rasa percaya diri, terutama saat ia menghadapi tantangan di luar bidang akademis. Namun, dalam pembelajaran sehari-hari, H lebih termotivasi jika guru menggunakan metode yang kreatif dan interaktif. Pelajaran seperti Seni Budaya atau Olahraga menjadi favoritnya karena ia merasa lebih mudah mengikuti materi dan dapat mengekspresikan dirinya dengan baik. Cara penyampaian guru yang santai dan tidak terlalu formal juga membuat H lebih tertarik untuk berpartisipasi.  

Ketika mengalami kegagalan, seperti mendapatkan nilai rendah dalam ulangan, H cenderung merasa kecewa dan sedih. Namun, ia memiliki kebiasaan untuk merenung dan mencari tahu apa yang salah. Setelah itu, H biasanya berdiskusi dengan teman atau meminta penjelasan ulang kepada guru. Baginya, kegagalan adalah bagian dari proses belajar yang harus dihadapi dengan kepala dingin. 

Dalam mengatasi tantangan belajar, H sering membagi masalah menjadi langkah-langkah kecil agar tidak merasa kewalahan. Misalnya, jika ia menghadapi tugas yang sulit, H lebih memilih untuk menyelesaikan bagian yang mudah terlebih dahulu sebelum mencoba yang lebih rumit. Hal ini membantunya tetap percaya diri meskipun tugas tersebut terasa berat.  Selain itu, H mencoba memandang dirinya secara positif dengan fokus pada kelebihannya, seperti keterampilan dalam menggambar dan ketekunannya dalam olahraga. Ia menyadari bahwa setiap individu memiliki kekurangan, dan hal tersebut bukan alasan untuk berhenti mencoba memperbaiki diri.

Meskipun demikian, H juga sering menghadapi perasaan minder, terutama saat membandingkan dirinya dengan teman-teman yang lebih unggul secara akademis. Ketika melihat teman-temannya mendapatkan nilai bagus, H terkadang merasa dirinya tidak cukup pintar. Namun, ia berusaha untuk mengatasi perasaan tersebut dengan berhenti membandingkan diri dan lebih fokus pada usahanya sendiri. Salah satu momen paling mengecewakan bagi H adalah ketika ia mendapatkan nilai buruk meskipun sudah belajar keras untuk ulangan matematika. Situasi ini sempat membuatnya merasa ingin menyerah. Namun, dukungan dari guru dan orang tua yang memberinya motivasi untuk mencoba lagi membantu H untuk bangkit dan terus berusaha.  

Beberapa faktor seperti rasa malas, distraksi di rumah, dan kurangnya pemahaman terhadap materi juga menjadi hambatan yang sering dihadapi oleh H. Untuk mengatasinya, H mulai mencoba mengatur waktu belajar yang lebih teratur dan tidak ragu untuk bertanya kepada guru jika ada materi yang tidak dimengerti. Ketakutan akan kegagalan juga membuat H sering ragu untuk mencoba hal baru. Misalnya, ia merasa malu jika harus maju ke depan kelas untuk menjawab soal, karena ia khawatir akan membuat kesalahan di depan teman-temannya. Hal ini menunjukkan bahwa H memerlukan lebih banyak pengalaman positif untuk membangun rasa percaya dirinya.  

Selain itu, rasa jenuh juga menjadi masalah yang cukup sering dirasakan oleh H, terutama saat pembelajaran berlangsung monoton. Pelajaran yang sulit dipahami sering membuatnya kehilangan fokus dan semangat. Dalam situasi seperti ini, H mencoba mengatasinya dengan belajar bersama teman atau menggunakan metode belajar yang lebih menyenangkan, seperti menggambar diagram atau mendengarkan musik sambil belajar.

Siswa seperti H menunjukkan bahwa meskipun mereka memiliki nilai akademis yang rendah, mereka tetap memiliki potensi untuk berkembang melalui pendekatan yang tepat. Berdasarkan teori Hurlock, membangun konsep diri positif sangat penting untuk membantu siswa seperti H menghadapi tantangan belajar dengan lebih percaya diri. Pengalaman positif, dukungan sosial, dan strategi belajar yang sesuai dapat membantu siswa melihat dirinya sebagai individu yang mampu berkembang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun