Mohon tunggu...
Syakillah Shaqrina
Syakillah Shaqrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Syakillah Shaqrina merupakan mahasiswi yang menempuh pendidikan di prodi PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Pancasila di Era Revolusi Industri 4.0

10 Juli 2021   21:08 Diperbarui: 10 Juli 2021   21:16 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berstatus sebagai ideologi dan dasar negara bangsa Indonesia, Pancasila dalam sejarahnya lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan menjadi pedoman dalam menjalankan segala aspek di negara Indonesia. Dalam perkembangan zaman yang terus berevolusi dan mengalami perkembangan yang cukup melesat terutama pada era revolusi 4.0 yang menjadikan tantangan tersendiri bagi eksistensi nilai pancasila terkhususnya pada generasi mienial."Ideologi adalah sejumlah doktrin,kepercayaan dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu"Mubyarto (1991:239).

Pada era revolusi industri 4.0  yang melahirkan berbagai teknologi industri  yang memiliki sejumlah dampak negatif  dan positif bagi eksistensi pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Mengapa demikian ? kita liat dari sisi positifnya terlebih dahulu, kemajuan teknologi pada era revolusi industri 4.0 menjadikan segala sesuatu yang dulunya dalam prosesnya memakan waktu yang cukup lama, di era ini bisa tersaji dalam hitungan hari bahkan hitungan jam saja. Disisi lain, dampak negatif yang ditimbulkan bukan masalah sepele, Emanuel Dimitrios Hatzakis, dalam artikelnya yang berjudul The Fourth Industrial Revolution, menyatakan bahwa salah satu ciri dari era revolusi industri keempat adalah semakin banyaknya perkembangan teknologi dalam kehidupan kita (Hatzakis, 2016). salah satu dampaknya dalam kasus permasalahan lapangan kerja yang semakin  sempit karena  tergantikan oleh teknologi atau robotic (pemakaian robot sebagai tenaga kerja) yang diciptakan di era industri 4.0 mengakibatkan adanya penurunan lapangan kerja.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute pada 46 negara di seluruh dunia, ditemukan bahwa lebih dari 800 juta pekerjaan akan tergantikan oleh adanya automasi.Jika hal tersebut terus menerus terjadi, bagaimana para calon tenaga kerja terutama generasi milenial yang pada zaman ini memiliki persaingan yang sangat ketat?. Dalam hal ini tentu saja pemerintah memiliki peranan yang cukup penting dalam mengatasi masala tersebut. Dalam pancasila sila ke lima yang berbunyi "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" Perwujudan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia meliputi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, keadilan juga harus mencakup semua bidang kehidupan seperti sosial, ekonomi,ideologi, politik dan kebudayaan.

            Cakupan nilai yang terkandung pada pancasila sila ke lima yaitu  salah satunya adalah masalah ekonomi.Menurut  Drs.H Fuad Ihsan (1996:44-45) dalam buku dasar-dasar kependidikan menuliskan dasar pemikiran dalam berbagai aspek salah satunya aspek ekonomi yang menyatakan  "pendidikan merupakan cara yang paling efektif untuk dapat keluar dari lingkungan setan kemelaratan akibat kebodohan", dalam pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ekonomi dan pendidikan memiliki hubungan yang erat dalam meningkatkan taraf hidup. Semakin tinggi pendidikan yang sudah ditempuh maka peluang cukup besar untuk mecapai taraf hidup yang lebih baik. Pertanyaanya apakah jumlah tenaga kerja mampu ditampung dalam lapangan kerja yang disediakan ? sedangkan pada zaman revolusi 4.0 sekarang ini robotic atau pemakaian robot sebagai tenaga kerja merenggut sebagian lapangan kerja bagi para calon tenaga kerja  yang sudah mencapai tahap pendidikan yang cukup tinggi.

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh UNESCO total yang bekerja pada angkatan kerja tahun 2016 adalah 118,41 juta hanya 14,57 juta yang merupakan lulusan dari perguruan tinggi atau sekitar hanya 12,24% nya. Total yang menganggur adalah 7,03 juta dan 787 ribu diantaranya merupakan lulusan perguruan tinggi atau sekitar 11,13%. Pendidikan yang sudah ditempuh oleh para pendidik yang memakan waktu yang cukup lama merupakan suatu pembuktian bahwa adanya keinginan untuk mengubah perekenomian mereka agar menjadi lebih baik. Pancasila dalam nilai  keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam hal ini eksistensinya perlu dipertanyakan.

Para tenaga kerja yang setiap tahun terus meningkat sementara lapangan kerja yang tidak banyak tersedia bahkan dalam revolusi 4.0 tergantikan oleh teknologi yang dianggap lebih canggih dan dapat mengefesienkan waktu produksi agar tidak memakan waktu yang lama. Rakyat Indonesia membutuhkan pekerjaan sementara lapangan kerja yang tersedia tidak dapat menampung seluruh bahkan sebagian tenaga kerja. Apakah ini eksistensi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam pancasila sila ke lima dalam era revolusi 4.0

Bercermin pada problematika kurangnya lapangan pekerjaan untuk rakyat Indonesia, maka seharusnya  pemerintah melakukan beberapa upaya yang untuk dapat mengatasi hal tersebut. Misalnya, mengurangi tenaga kerja asing (TKA) untuk dipekerjakan di Indonesia, dengan mengurangi jumlah tenaga kerja asing maka hal tersebut dapat menjadi salah satu upaya untuk mengatasi kurangnya lapangan pekerjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun