Mohon tunggu...
Syakilla Azzahra
Syakilla Azzahra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental pada Mahasiswa dan Upaya Peningkatan Kesadaran

6 Januari 2024   12:49 Diperbarui: 6 Januari 2024   13:11 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input suGambar hasil wawancara dengan salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta didepan Booth Mental Health.mber gambar

Kesehatan mental tidak terbatas pada gangguan mental yang serius dan harus dimaknai dalam arti yang lebih luas. Menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa Nomor 18 Tahun 2014, kesehatan jiwa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, mengenali ketahanannya terhadap stres,  dan  bekerja secara produktif.lakukan hal berikut: Bekerja secara produktif. Anda dapat berkontribusi pada komunitas Anda. Artinya, kesehatan mental menentukan produktivitas suatu bangsa. Kesehatan mental dapat dijadikan sebagai tolak ukur kesejahteraan masyarakat yang tentunya mempunyai efek sinergis dengan kesehatan fisik. Namun tingkat literasi kesehatan mental di kalangan petugas kesehatan masih rendah. Penyakit tidak hanya mempengaruhi proses diagnosis, perawatan dan pengobatan pasien, tetapi juga pemahaman keluarga terhadap penyakit dan pengobatan pasien (Afifah et al., 2016). Masyarakat sedang mengalami krisis identitas yang berujung pada krisis moral dan spiritual. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah meluasnya krisis moral dan spiritual baru-baru ini yang tampaknya berdampak pada anak-anak maupun orang dewasa. Jika kita melihat kondisi masyarakat saat ini, kita bisa melihat bahwa kesehatan mental setiap individu tidak bisa digeneralisasikan. Kondisi ini membuat diskusi mengenai kesehatan mental menjadi semakin mendesak, dan bagaimana  individu, keluarga, dan komunitas dapat menemukan, memelihara, dan mengoptimalkan kesehatan mental dalam  kehidupan sehari-hari (Dewi, 2012).

Profesor, Ph.D.Psikiater dan pakar Subandi MA, PhD mengatakan, ada aspek yang sangat kompleks dalam gangguan jiwa dan masalah kesehatan. Kesehatan mental tidak hanya berkaitan dengan masalah medis atau psikologis, tetapi juga memiliki dimensi sosial budaya, spiritual, dan agama. (Mata, 2016). Kesehatan mental yang baik memungkinkan orang untuk memenuhi potensi mereka, mengatasi tekanan kehidupan sehari-hari, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada komunitas mereka (WHO, 2013). Di Indonesia, hanya 6,1% penduduk penderita depresi yang menerima pengobatan. Faktanya, depresi merupakan awal dari gejala gangguan mental yang lebih serius dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyebab biologis, psikologis, dan sosial. Tanpa penanganan yang tepat, jumlah kasus gangguan jiwa kemungkinan akan terus meningkat. Karena itu penting bagi negara untuk berupaya mengatasi dampak gangguan jiwa ini (Riskesdas, 2018). Menurut Firmansyah (2017), ada tiga  indikator sehat rohaninya umat manusia: iman, ilmu, dan perilaku baik atau  produktif. Artinya masyarakat menjaga kesehatan mentalnya dengan memanfaatkan tenaga yang dimilikinya (intelektual/kognitif, emosional/kehendak), dan menjaga kemanusiaannya (produktifitas) dengan  tidak melanggar aturan. dari Moralitas ada dalam Islam.

Seorang psikolog atau psikiater  mendiagnosis suatu gangguan jiwa dimulai dengan pembahasan medis dan psikiatris secara lengkap mengenai riwayat  gejala orang tersebut dan riwayat penyakit   keluarga orang tersebut. Kemudian lakukan pemeriksaan fisik  menyeluruh untuk menyingkirkan penyakit lain.

berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan mental, yaitu:

  • Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik.
  • Membantu orang lain dengan tulus.
  • Memelihara pikiran yang positif.
  • ⁠Memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah.
  • Mencari bantuan profesional jika diperlukan.

Adapun hasil wawancara dengan salah seorang mahasiswa aktif. Sebut saja mahasiswa ini Nadya, yang merupakan salah satu mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jakarta Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Nadya dan teman sekelasnya sedang melaksanakan salah satu tugas kuliah nya di semester 5, yaitu mata kuliah PR Campaign, yang tugasnya mendirikan booth di depan area Plaza FISIP UMJ, dalam rangka Milad UMJ-68. Menurut Nadya alesan didirikan nya booth ini adalah “karena kita sebagai anak komunikasi harus berada di public, harus jago ngomong dan dengan diadakan campaign ini, kita sebagai gen z itu sering kali memiliki gangguan kesehatan mental, oleh karena itu diadakan nya campaign ini dengan melalui program program games, yang dimana kita itu membuat mereka memiliki kesadaran diri, tapi dengan cara yang fun”.

Adapun tema yang diangkat di dalam booth ini yaitu “berani ekspesikan dirimu”. Karena membahas tentang mental health. Dari tema pun sudah terlihat jelas, jadi otomatis siapapun yang masuk ke booth harus bisa untuk mengekspresikan diri mereka. Didirikanya booth ini juga bertujuan untuk meningkatkan self awareness masyarakat di UMJ terhadap mental health.

Varda Lu'lu Suci Mudzakkir - 22010400179

Nida Aisyah - 22010400172

Mitha Febrina -22010400199

Syakila Azzahra - 22010400183

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun