Sejarah Umberto eco
Eco memulai karirnya di bidang estetika dengan tesisnya tentang Santo Thomas Aquinas. Pesona Eco semakin terlihat, ketika ia memperoleh gelar professor di bidang semiotika.Â
Di Milan Eco mulai menyusun teori-teori semiotika, dan pada tahun 1968 lahir karya pertanya di bidang semiotika yang berjudul La structtura assente (The Absent Structure). Buku ini terus diperbarui, hingga sekarang buku tersebut berjudul A Theory of Semiotics.Â
Dialektika yang digambarkan oleh Eco adalah ketegangan atau keadaan di mana penerima memiliki interpretasinya sendiri di satu sisi, tetapi pengirim tidak ingin sepenuhnya bertentangan dengan maksud penulis.Â
Studi semacam itu adalah studi tinjauan pustaka, yaitu studi yang memberikan gambaran sistematis dan faktual tentang hubungan antara faktor dan sifat situasi dan peristiwa dan fenomena yang dimiliki untuk tujuan akumulasi, biasanya pendekatannya ditafsirkan secara luas, yaitu tidak hanya memberikan deskripsi fenomena Menguraikan, tetapi juga menjelaskan, hubungan, menguji hipotesis, memperkuat prediksi, dan memperoleh makna dan kompleksitas dari masalah yang ingin dicapai.Â
Berdasarkan temuan, ditemukan adanya beberapa motivasi, pertanyaan yang harus diajukan dan pengecekan kembali kebenaran informasi ketika sampai pada apa yang dikatakan David Craig adalah sebuah kebohongan. Dasar untuk memperoleh informasi disebut juru bahasa.
Eco adalah seorang novelis intelektual. Sebagian besar tulisan Eco didominasi oleh literatur yang penuh dengan penyelidikan ilmiah. Namun, dia tidak ingin menyembunyikan keraguannya. Dia dengan elegan mengembangkan konsep dari realitas yang diamati, memberi kesan bahwa Eco adalah seorang filsuf yang selalu bertamasya mencari kebenaran. Siapa sangka banyak karyanya yang terkenal berasal dari atas toilet.
Ekosemiotik didasarkan pada hubungan antara simbol dan realitas (Danesi, 2010:13).Â
Semiotika berfokus pada ekstraksi makna, sehingga Eco percaya bahwa simbol sangat menipu. Karena simbol tersembunyi dalam bahasa metaforis dan berpotensi memiliki makna ganda, setiap bahasa yang mengandung ekspresi metafora berpotensi memiliki makna ganda. Pahitnya, di balik makna ini, ada kebohongan yang tersembunyi. Eco menyebut ini sebagai tanda kebohongan.
Eco menawarkan penyelidikan simbol untuk mengungkapkan makna tersembunyi. Melalui teori kebohongan Eco yang tertuang dalam "Teori Semiotik", ditegaskan bahwa setiap simbol memiliki kemungkinan berbohong, dan kebohongan tersembunyi dalam makna konvensional. Untuk mengungkap suatu kebohongan, diperlukan beberapa tahapan ekstraksi makna, yang disebut Eco sebagai produksi makna.Â
Pikiran Eco netral, dia tidak pernah menjawab pada satu titik, tetapi dia melakukannya melalui beberapa survei sebelum dia sampai pada kesimpulan. Dalam percakapan antara Eco dan seorang reporter, Eco mengatakan: "Jika saya ditekan untuk mengomentari aborsi atau status perempuan, saya tidak akan menginjak-injak fondasi yang ada, tetapi saya akan terus menyelidiki paradigma proses sejarah yang mendasarinya."