Keharmonisan dalam keluarga memiliki peran penting dalam membentuk perkembangan anak. Namun, ketika terjadi perceraian atau perpisahan dalam keluarga, hal ini dapat berdampak secara signifikan pada tumbuh kembang anak. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dampak dari situasi broken home atau keluarga yang retak terhadap kesejahteraan psikologis dan emosional anak.
1. Ketidakstabilan Emosional
Anak-anak yang tumbuh dalam situasi broken home sering mengalami ketidakstabilan emosional. Perasaan cemas, takut, atau bahkan marah mungkin muncul karena mereka mengalami perubahan yang drastis dalam struktur keluarga mereka.
2. Gangguan Perilaku
Ketidakstabilan dalam lingkungan rumah tangga dapat menyebabkan gangguan perilaku pada anak. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, menunjukkan perilaku agresif, atau bahkan mencari perhatian dengan cara yang tidak sehat.
3. Masalah Kesejahteraan Psikologis
Anak-anak dalam situasi broken home lebih rentan terhadap masalah kesejahteraan psikologis seperti depresi, kecemasan, atau gangguan makan. Perubahan besar dalam kehidupan keluarga mereka dapat memengaruhi persepsi diri dan harga diri mereka.
4. Performa Akademis yang Menurun
Stres dan ketidakstabilan yang dialami anak dalam broken home juga dapat memengaruhi performa akademis mereka. Anak-anak mungkin kesulitan berkonsentrasi di sekolah atau kehilangan minat dalam belajar karena mereka terlalu terfokus pada masalah keluarga.
5. Gangguan dalam Hubungan Sosial
Anak-anak dalam situasi broken home mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial yang sehat. Mereka mungkin merasa sulit untuk percaya pada orang lain atau mengembangkan hubungan yang mendalam karena ketidakstabilan yang mereka alami di rumah.
6. Perilaku Resiko