Mohon tunggu...
Sya Jidan
Sya Jidan Mohon Tunggu... Administrasi - Universitas negeri Malang

KKN UM TALOK 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Matematika dengan Mudah dan Menyenangkan

23 Mei 2022   12:37 Diperbarui: 23 Mei 2022   12:38 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi COVID-19 mengubah kebiasaan masyarakat dan berdampak negatif terhadap banyak sektor di tanah air. Salah satu yang banyak terlihat dan terasa adalah bidang pendidikan. Banyak instansi pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, bahkan sampai perguruan tinggi, mengalihkan pembelajaran tatap muka dengan online atau daring. Hal ini tentu berdampak terhadap pemahaman para siswa tentang materi yang diberikan oleh guru. Menurut(Ananda & Zuhri, 2020), materi yang diberikan dengan cara pembelajaran secara tatap muka lebih optimal dan jauh dapat diterima dibandingkan dengan online.

Matematika menjadi salah satu ilmu yang dikeluhkan para guru karena kurangnya pemahaman materi yang diberikan kepada para siswa. Matematika sendiri merupakan ilmu tentang bilangan dan ruang, matematika merupakan bahasa simbol, matematika adalah bahasa numerik, matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, matematika adalah metode berpikir logis, matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur(Rahmah, 2018). SDN 2 Talok juga memiliki masalah tentang kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan, khususnya matematika. Menurut Bu Diah, salah satu guru SDN 2 Talok, banyak siswa kelas 6 kurang paham mengenai bilangan pecahan. Dalam pembelajaran pecahan khususnya materi perkalian dan pembagian pecahan dan desimal terdapat beberapa permasalahan yang dialami siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pada pecahan dan desimal dikarenakan sifatnya yang abstrak(Maghfiroh et al., 2021). Selain itu ketika siswa dihadapkan dalam soal cerita, maka siswa akan mengalami kebingungan dan kesulitan.

Para siswa sendiri menuturkan bahwa kurang pahamnya mereka terhadap materi tersebut dikarenakan 2 tahun dilaksanakannya pembelajaran secara daring. Mereka mengaku bahwa materi yang disampaikan lewat daring mudah mereka lupakan. Selain itu pembelajaran secara daring juga cenderung membosankan dikarenakan lamanya waktu dan juga suasana yang monoton. Dalam proses pembelajaran di kelas,

penggunaan media dalam pembelajaran matematika masih kurang(MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA WAYANGMATIKA Dyah Tri Wahyuningtyas 5 , Iskandar Ladamay 6, n.d.). Guru hanya menggunakan metode ceramah. Kurangnya keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan metode. Pembelajaran hanya didominasi oleh guru dan siswa hanya melihat dan mendengar saat guru mengajar. Apalagi siswa dituntut untuk duduk dan mendengarkan kurang lebih 7 jam sehari tanpa aktivitas lain yang mampu menyegarkan otak. Akibatnya siswa sering kelihatan mengantuk, sering kelihatan memperhatikan tetapi mereka tidak mengerti dan paham ketika diberi soal-soal latihan, tidak bersemangat saat proses belajar mengajar berlangsung.

Untuk membantu SDN 2 Talok mengatasi permasalahan tersebut perlu diimplementasikan metode yang tepat. Metode tutor sebaya dipilih untuk mengatasi masalah yang terjadi di SDN Talok 2. Pembelajaran tutor sebaya merupakan salah satu metode pembelajaran yang bersifat kooperatif(Nurmasita M. Saahi, Dasa Ismaimuza, 2014). Belajar kooperatif merupakan kegiatan yang berlangsung dalam lingkungan belajar sehingga siswa dalam kelompok kecil saling berbagi ide-ide dan bekerja secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas akademik. Metode ini dipilih karena lingkungan dan suasana yang terjadi dapat membuat siswa merasa nyaman. Hal itu dikarenakan para siswa berdiskusi dengan seseorang yang sebaya. Diharapkan dengan metode tutor sebaya, para siswa mampu menyelesaikan soal dengan benar, berani menyampaikan jawaban, mampu melaksanakan rangkaian kegiatan pembelajaran, mampu merespon dan memahami materi yang diberikan.

Untuk mengetahui perkembangan para siswa dalam memahami materi bilangan pecahan, maka akan dilakukan observasi dan penilaian selama 7 kali pertemuan. Sebanyak 26 siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Kriteria pembagian kelompok dibagi menjadi 3 kategori, yaitu siswa yang sudah menguasai materi, siswa yang menguasai setengah dari materi, dan siswa yang sama sekali tidak paham materi. Untuk kategori penilaian sendiri terbagi menjadi dua. Yang pertama yaitu keaktifan siswa yang diambil dari hasil pengamatan observer yang diberikan pada tiap akhir pembelajaran. Selanjutnya penilaian juga akan didasarkan pada hasil belajar siswa yang diperoleh dari pemberian soal tes pada setiap akhir pembelajaran(Kusnadi, 2019). Lalu pada pertemuan terakhir diadakan test dengan 15 soal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pencapaian dan juga seberapa paham para siswa di SDN 2 Talok paham terhadap materi bilangan pecahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun