Mohon tunggu...
Syair Senja
Syair Senja Mohon Tunggu... -

fragile imaginative

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ternyata Polisi itu Manusia Juga

30 Juni 2012   07:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari itu saya berobat ke dokter umum RS Kepolisiam Pusat Kramat Jati. Saya sudah biasa mendatangi RS ini sejak masih bayi, karena di RS ini juga saya dilahirkan, kemudian agak jarang setelah saya bekerja dan bisa berobat ke klinik lain dengan pelayanan yang lebih baik atas tanggungan kantor.

Tak banyak yang berubah dari RS ini sejak puluhan tahun lalu saya berlangganan. Pelayanan yang lambat, staff yang kadang tidak cukup ramah, masih menjadi kebanggaan RS ini. Sambil menunggu kedatangan dokter yang entah berantah ada di mana, saya tak sengaja memperhatikan seorang bapak dengan penampilan sederhana tengan menemani istrinya yang tampak lemah.

Tak lama seorang Polisi muda, lusuh dengan pakaian dinas lengkap menghampiri mereka, bertanya ini itu dan duduk di ujung kaki sang ibu yang berselonjor lesu. Polisi muda itu memijiti kaki sang ibu dengan penuh kasih.

Dalam balutan seragam lengkap, wajah yang seharusnya keras dan berwibawa itu melunak dan melembut. Ya, dalam seragam lengkap polisi muda itu menjelma menjadi seorang anak dari sepasang orang tua yang renta.

Melemparkan pandang kearah lain, saya dapati seorang polisi lebih senior tengah membimbing istrinya yang hamil tua dengan wajah bahagia. Sepertinya dia baru lepas dinas. Terharu sekali saya.

Pernah ada suatu masa saya sangat membenci korps ini hanya karena hati saya pernah dibuat porak poranda dan ditinggalkan tanpa ampun oleh seorang diantara mereka. Sempat saya berpikir, bahwa mereka adalah orang-orang pilihan Tuhan yang diciptakan tanpa hati dan belas kasihan untuk kemudian dijebloskan sebagai gerombolan berseragam bernama polisi.

Lupa saya kalo tugas seorang polisi itu sesungguhnya mulia. Mengayomi dan melindungi masyarakat. Lupa saya kalau dilain waktu mereka adalah juga seorang suami penyayang atau anak yang berbakti dikeluarganya. Lupa saya kalau seumur hidup saya telah diberi ajaran moral agar menjadikan pekerjaanmu sebagai ladang ibadahmu juga dari seorang purnawirawan tua yang memangku jabatan mulia sebagai ayah saya.

Lupa saya kalau beliau begitu menjaga rezeki yang dibawanya pulang agar terhindar dari haramnya pungli. Lupa saya , kalau masih ada polisi seperti mereka.

Tidak adil cuma karena saya pernah tersakiti atau melihat beberapa diantara mereka menghinakan diri di jalan raya dan banyak kasus, membuat serta merta posisi ini menjadi hina dina.

Saya berdoa. Semoga Tuhan senantiasa memberikan berkah dan melapangkan surga untuk polisi-polisi sejati seperti bapak saya (insya Allah) dan yang saya yakin masih banyak diluar sana.

Saya berdoa. Agar polisi-polisi yang menghinakan dirinya sendiri mendapat hidayah untuk kembali ke jalan yang diridhoi Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun