Mohon tunggu...
Syaira Alifia Athalla
Syaira Alifia Athalla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Padjadjaran 2021

Prodi Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Model dan Praktik Pendidikan Politik Partai Demokrat Selama AHY Menjabat Sebagai Ketua Umum Partai Demokrat

20 Oktober 2023   14:44 Diperbarui: 20 Oktober 2023   14:50 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan      

       Partai Politik merupakan sebuah organisasi yang didirikan oleh sekelompok warga negara Indonesia dan bersifat nasional guna menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan dalam anggota, masyarakat, dan negara. Partai politik dewasa ini, banyak menggaet generasi milenial untuk ikut berpartisipasi agar menjadi bagian di salah satu partai politik. Seperti halnya, salah satu partai politik yang sampai saat ini cukup banyak menggaet anak muda untuk menjadi bagian dari partai tersebut adalah Partai Demokrat. Partai Demokrat merupakan salah satu Partai Politik Indonesia yang didirikan pada 9 September 2001 dan pada 27 Agustus 2003 partai tersebut disahkan. Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa disebut juga dengan SBY merupakan inisiator didirikannya Partai Demokrat pada tahun 2001.

         Adapun visi dan misi dari Partai Demokrat yaitu bersama masyarakat luas mewujudkan keinginan luhur masyarakat Indonesia agar mencapai pencerahan dan cita-cita masyarakat. Partai Demokrat menganut ideologi Nasionalisme-Religius. Ideologi ini berfokus kepada kerja keras untuk kepentingan masyarakat luas dengan berlandaskan moral serta agama yang dapat memperhatikan aspek nasionalisme, humanisme, serta pluralisme. Ideologi Nasionalisme-Religius berguna untuk mencapai tujuan dari Partai Demokrat dalam menjunjung tinggi perdamaian, demokrasi, dan kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Selain itu, ideologi ini juga menganut doktrin Tri Pakca Gatra Praja, dimana hal ini berarti bahwa terdapat satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah partai politik, yaitu Partai Demokrat. Selain itu, doktrin ini terdapat tiga kehendak kuat dan tiga ketetapan hati dalam menciptakan bangsa dan negara yang dituangkan dalam trilogi Partai Demokrat yaitu demkrasi, kesejahteraan, serta keamanan. Dengan demikian, Partai Demokrat merupakan partai yang berbasis moral dan agama dalam mewujudkan nasionalisme di dalamnya.

          Partai politik, terutama Partai Demokrat, memiliki peran yang sangat penting dalam mempromosikan kebebasan, kesetaraan, dan solidaritas untuk membentuk sebuah bangsa dan negara yang terpadu. Dalam sistem politik demokratis, kebebasan dan kesetaraan dapat diimplementasikan untuk mencerminkan semangat persatuan yang menjamin terwujudnya aspirasi masyarakat secara utuh. Penting untuk diingat bahwa dalam perjalanan menuju kehidupan politik yang memberikan peran kunci kepada partai politik sebagai aset nasional, perubahan dan kelanjutan adalah prinsip yang mendorong perkembangan demokratis yang semakin matang dan bertanggung jawab.

Pembahasan

         Partai politik memiliki peran yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang sadar akan hal dirinya ikut terlibat dalam politik suatu negara. Karena, partai politik merupakan suatu lembaga politik yang bisa dikatakan sangat dekat untuk merangkul masyarakat. Masyarakat bisa menjelaskan tentang kekhawatiran politiknya ke partai politik pilihannya. Partai politik dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat bisa dengan metode langsung maupun tidak langsung. Salah satu cara bisa dilakukan dengan cara penyebaran media masa untuk memberikan pendidikan politik ke masyarakat.

        Pendidikan politik juga bisa disalurkan ke para kader partai dan juga para calon anggota legislatif. Pendidikan yang diberikan oleh partai menjadi modal awal bagi mereka guna terjun langsung ke masyarakat, memberikan sosialisasi ke masyarakat dengan menjelaskan tentang pentingnya berpolitik di masa modern ini. Dijelaskan dalam Rakerda Partai Golkar tahun 2018, tujuan utama dari pendidikan politik adalah untuk memenangkan Partai Golkar Tangsel dalam pemilu 2019 walaupun dalam AD/ART Golkar tidak dijelaskan bab tentang pendidikan politik.

            Pendidikan adalah proses yang melibatkan transformasi sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam upaya mematangkan individu melalui pengajaran dan pelatihan. Tingkat pendidikan memainkan peran penting dalam kemampuan penyerapan dan komunikasi. Bagi individu dengan latar belakang pendidikan rendah, lebih mudah dipahami ketika menggunakan alat bantu visual. Pendidikan politik diatur dalam Pasal 11, paragraf 1, huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, di mana partai politik diwajibkan untuk menjalankan fungsi konstitusionalnya dengan memberikan pendidikan politik kepada anggota dan masyarakat umum. Undang-undang ini memandatkan perlunya pendidikan politik dengan fokus pada keadilan dan kesetaraan gender untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban, meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif warga negara, serta mempromosikan kemandirian dan kedewasaan dalam kehidupan nasional dan negara. Pasal 13, huruf e Undang-undang No. 2 Tahun 2011 juga mengatasi pendidikan politik, termasuk kewajiban partai politik untuk memberikan pendidikan politik dan mengalirkan aspirasi politik kepada anggotanya.

         Seperti halnya, praktik politik dan pendidikan politik yang dilakukan oleh AHY selama menjabat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat yaitu menyelenggarakan Akademi Demokrat. Dalam proses transformasi partai, kaderisasi merupakan salah satu proses penting yang harus senantiasa dijalankan. Regenerasi menjadi kunci untuk menjaring calon-calon pemimpin berpotensi. Seperti yang dilakukan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan menggagas berdirinya Akademi Demokrat. Kala itu AHY masih menjabat sebagai Komandan Kogasma (Komando Satuan Tugas Bersama) Pemenangan Pemilu 2019 untuk Partai Demokrat. Pendidikan Akademi Demokrat angkatan pertama ini dikhususkan bagi anggota tim kampanye para calon anggota legislatif Partai Demokrat yang berjuang di daerah pemilihan masing-masing pada Pilkada serentak 2018 lalu. Politisi, selain bersifat politis, juga merupakan profesi, yang memerlukan standar profesionalisme tertentu. Untuk itu, AHY berpandangan bahwa diperlukan pendidikan profesional. “Saya pernah berdiskusi dengan Ketua Umum Bapak SBY, ingin menghadirkan semacam AKABRI-nya Partai Demokrat,” ujar AHY dalam acara Malam Budaya Nusantara di Mataram, NTB, pada 7 Mei 2017 silam. Gagasan ini akhirnya diwujudkan dalam bentuk Akademi Demokrat.  

            Akademi Demokrat didirikan sebagai komponen utama dalam upaya transformasi Partai Demokrat menuju partai modern yang berakar pada nilai-nilai nasional-religius, melalui pendidikan berbasis profesionalisme dan sistem berdasarkan prestasi. Identitas inti dari Akademi Demokrat adalah sebagai lembaga pendidikan yang membentuk individu menjadi pejuang, patriot, dan kader pemimpin nasional. Akademi Demokrat menjadi bagian integral dari upaya Partai Demokrat dalam mengalami transformasi yang lebih positif. Misi dari pendidikan ini adalah untuk mempersiapkan individu yang berkualitas dengan menerapkan sistem Tri Pola Dasar, yang melibatkan pelatihan fisik, mental, dan intelektual. Menariknya, program pendidikan ini diberikan tanpa memungut biaya apa pun kepada siswa-siswanya.

           Gagasan Akademi Demokrat ini merupakan bagian besar dari blueprint Partai Demokrat untuk menjadi partai yang maju dan modern di masa depan, yang diawaki oleh kader-kader yang memiliki kapasitas dan integritas,” jelas AHY. Siswa-siswi pendidikan Akademi Demokrat disebut dengan panggilan Taruna, kepanjangan dari Tunas Muda Harapan Bangsa. Di angkatan pertama ini, untuk mencapai kelulusan para Taruna harus melalui tiga tahapan pendidikan. Tahap Pratama (Pendidikan Dasar) berlangsung selama 14 hari. Di sini, Taruna belajar bagaimana menyelenggarakan kampanye yang efektif dan efisien (how to run a political campaign). Pendidikan dilaksanakan di luar dan dalam ruangan, di Ciburial, Jawa Barat. Setelah melewati tahap pertama, Taruna melanjutkan pendidikan ke Tahap Madya (pendidikan lapangan), yang dilakukan selama lima bulan. Pada masa ini, Taruna menjadi bagian dari tim sukses para caleg di masing- masing dapil serta melaksanakan pembelajaran jarak jauh (distance learning).

        Dari tanggal 5 Desember 2019 hingga satu minggu ke depan, para Taruna yang lolos pendidikan Tahap Pratama dan Tahap Madya, akan dilatih, dididik dan dibekali dengan berbagai materi yang berguna dalam menjalankan tugas mendampingi para Anggota Legislatif melaksanakan tugas sehari-hari. Para pengajar Akademi Demokrat adalah kader atau profesional dengan strata pendidikan S-2 dan S-3. Mereka adalah lulusan terbaik dalam dan luar negeri dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Harvard University AS, Curtin University Australia, Nanyang Technological University Singapura, Norwich University AS, Queensland University Australia, King’s College Inggris, Webster University AS dan London School of Economic and Political Science (LSE) Inggris. Mereka disiapkan dengan baik, juga dengan pelatihan dan penugasan di lapangan. Mudah-mudahan mereka bukan lagi sebagai penonton dalam panggung politik, namun juga menjadi pemain utama dalam tingkat nasional maupun daerah.

       Selain itu, AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat juga menjalankan pendidikan politik kepada masyarakat luas. Seperti halnya, dengan mengadakan seminar politik yang dapat diikuti oleh  masyarakat luas baik secara daring maupun luring. Kita bisa lihat dalam “Seminar Nasional Generasi Milenial” yang bertujuan untuk mengembangkan generasi milenial agar dapat berkompetisi. Pada seminar tersebut hadir Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pembicara. Dalam pidatonya, AHY mengatakan saat ini generasi milenial menjadi penentu masa depan bangsa Indonesia terutama dalam hal politik. Mengapa AHY mengedepankan generasi milenial? Hal tersebut dikarenakan misi dari Partai Demokrat sendiri yaitu “Muda itu Kuat” sehingga Partai Demokrat memang menargetkan generasi muda.

        Lalu, AHY juga mendatangi kampus-kampus di Jakarta dan melalukan seminar untuk kepentingan pendidikan politik bagi generasi muda. Adapun pendidikan politik yang dilakukan AHY berhasil dalam meningkatkan kesadaran dan perhatian generasi muda terhadap politik, serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Partai Demokrat juga meningkat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa model dan praktik pendidikan politik yang AHY lakukan tidak hanya befokus terhadap kaderisasi partai saja. Namun, AHY juga mengedepankan pemikiran masyarakat terkait pentingnya pendidikan politik sedari dini.

Kesimpulan

         Peranan Partai Demokrat dalam mewujudkan pendidikan politik di era milenial sudah terlaksana sesuai dengan fungsi partai demokrat yang tertuang dalam anggaran dasar pasal 13 ayat “Penyelenggaraan pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya”. Mengacu pada anggaran dasar tersebut, terlihat jelas bahwa Demokrat mempunyai dasar yuridis untuk melaksanakan pendidikan politik kepada kader, pengurus serta masyarakat luas agar cerdas politik. Peranan partai Demokrat dalam mewujudkan pendidikan politik di era milenial adalah dengan keterwakilan, baik keterwakilan lembaga formal kenegaraan seperti (DPR dan DPRD). Program pendidikan politik yang sebelumnya telah terprogram, mulai dari waktu pelaksanaan program pendidikan politik, kurikulum pendidikan politik, metode pendidikan politik sampai pada evaluasi pendidikan politik tersebut. Pendidikan politik yang ikut dijalankan oleh Partai Demokrat  selain bertujuan untuk membuat seseorang menjadi orang yang berkarakter juga bertujuan untuk memberi latihan, ajaran serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas dan potensi diri, sehingga masyarakat dan kader partai khususnya dapat memiliki kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara.

 

REFERENSI

Ariestino, L. (2018). PERAN PARTAI POLITIK DI DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN POLITIK DALAM RANGKA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN INISIATIF MASYARAKAT DALAM PROSES PEMILU DI KOTA SEMARANG. Jurnal Hukum Khaira Ummah, 13(4).

Omami, T. (2017). PERAN PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEREMPUAN MENURUT PRINSIP KEADILAN DAN KESETARAAN GENDER BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PARTAI POLITIK (Studi Pada DPC Partai PDI Perjuangan, DPC Partai Demokrat, dan DPC Partai Golongan Karya Kota Pontianak),  Journal of Law, 13(4).

Rahmatullah, A., dkk. (2022). PERANAN PARTAI DEMOKRAT KOTA BANJARMASIN DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN POLITIK DI ERA MILLENIAL. Jurnal Ilmu Sosial, 2(2).

Zaldy, S. C. (2020). FUNGSI PARTAI DALAM PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT DI KABUPATEN PINRANG. Jurnal Siyasatuna, 1(1).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun