Mohon tunggu...
Syaira Azzahra
Syaira Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Senang Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengertian Penalaran dan Unsur-unsur yang Terkait

7 Juni 2023   23:00 Diperbarui: 7 Juni 2023   23:04 2549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selamat datang, teman-teman! Di kesempatan kali ini, kita akan membahas dunia penalaran yang menarik. Mari disimak!

Penalaran dalam konteks bahasa Indonesia merujuk pada proses pemikiran logis dan rasional yang digunakan untuk mencapai kesimpulan atau memecahkan masalah. Penalaran juga melibatkan kemampuan seseorang untuk memproses informasi, menganalisis argumen atau fakta, mengenali pola atau hubungan, dan kemudian mengambil kesimpulan berdasarkan pemahaman yang diperolah. 

Penalaran juga memiliki unsur-unsur yang diakui secara umum, yaitu premis, kesimpulan, dan hubungan logis antara keduanya. 

1. Premis. Premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar atau pijakan dalam penalaran. Premis ini berfungsi sebagai informasi atau fakta yang digunakan untuk mencapai kesimpulan. Premis dapat berupa pernyataan tunggal atau pernyataan sekelompok yang saling terkait.

2. Kesimpulan. Kesimpulan adalah pernyataan yang ditarik dari premis-premis yang diberikan. Ini adalah hasil akhir dari proses penalaran dan merupakan pernyataan yang ingin dibuktikan berdasarkan informasi yang ada. 

3. Hubungan logis. Hubungan logis adalah ikatan atau kaitan antara premis dan kesimpulan yang menjadikan penalaran tersebut valid atau tidak. Dalam penalaran yang baik, hubungan logis harus masuk akal dan sesuai dengan aturan logika yang berlaku. 

Penting untuk memperhatikan bahwa validitas penalaran tidak selalu menjamin kebenaran kesimpulan, karena dapat terjadi premis yang salah atau penarikan kesimpulan yang tidak akurat meskipun hubungan logisnya tepat.

Lalu penalaran itu ada berapa jenis, sih? Penalaran dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk:

Pertama, penalaran deduktif. Penalaran deduktif ialah penalaran yang melibatkan proses logis di mana kesimpulan ditarik berdasarkan premis atau pernyataan yang sudah diketahui secara pasti. Dalam penalaran deduktif, jika premis-premis yang diberikan benar, maka kesimpulan yang dihasilkan juga benar. Proses ini menggunakan deduksi atau mengeneralisasi dari premis spesifik menjadi kesimpulan yang lebih umum. Contoh penalaran deduktif, yaitu:

  • Pernyataan 1: Semua manusia adalah makhluk berakal.
  • Pernyataan 2: Cika adalah manusia. 
  • Kesimpulan: Oleh karena itu, Cika adalah makhluk berakal.

Dari contoh diatas yang menggunakan penalaran deduktif, kita bisa menyimpulkan bahwa Cika juga adalah makhluk berakal. Dalam penalaran deduktif, validitas kesimpulan tergantung pada kebenaran premis-premis yang digunakan. 

Kedua, penalaran induktif. Penalaran induktif melibatkan proses pengamatan terhadap fakta atau contoh khusus untuk mengambil kesimpulan yang lebih umum. Kesimpulan dalam penalaran induktif tidak memiliki kepastian mutlak, melainkan merupakan probabilitas. Dalam penalaran induktif, kita mencoba mengidentifikasi pola atau kesamaan dalam contoh-contoh yang diamati untuk menarik kesimpulan umum. Contoh penalaran induktif, yaitu:

  • Fakta 1: Setiap kali hujan turun, jalan di depan rumah saya basah. 
  • Fakta 2: Hari ini hujan turun. 
  • Kesimpulan: Oleh karena itu, kemungkinan besar jalan di depan rumah saya akan basah. 

Ketiga, penalaran analogis. Penalaran analagis melibatkan penggunaan perbandingan atau analogi untuk mencapai kesimpulan. Dalam penalaran ini, kesamaan atau pola yang ada pada dua atau lebih situasi digunakan untuk mengasumsikan bahwa mereka juga memiliki kesamaan dalam hal lain. Contoh penalaran analogis, yaitu:

  • Perbandingan 1: Buah apel sehat untuk tubuh karena kaya akan serat.
  • Perbandingan 2: Buah pir memiliki tekstur dan rasa yang mirip dengan buah apel. 
  • Kesimpulan: Oleh karena itu, kemungkinan besar buah pir juga sehat untuk tubuh. 

Jadi, penalaran dalam bahasa Indonesia ini penting untuk membangun pemahaman yang baik, mengevaluasi argumen atau informasi yang diberikan, dan mengambil keputusan yang rasional. Dengan menggunakan penalaran yang tepat, seseorang dapat menghindari kesalahan logika, mengidentifikasi kesimpulan yang akurat, dan juga berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun