Essay Mahasiswa Program Asistensi Mengajar UM di SMK Negeri 12 Malang
Oleh Syaikhu Ahmad Kurniawan(210513619644)
Saya merupakan salah satu mahasiswa yang mengikuti program asistensi mengajar yang ditempatkan di SMK Negeri 12 Malang bersama dengan 6 teman mahasiswa lainnya di program studi yang sama dan universitas yang sama. Sebelum kami terjun melakukan program asistensi mengajar, kami melakukan observasi terlebih dahulu ke sekolah. Disana kami disambut oleh bapak ibu guru dan kepala sekolah dengan baik.Setelah berkeliling melihat-lihat lingkungan sekolah, kami kembali melakukan konsultasi dengan Ibu Wahyuni yang merupakan guru coordinator asistensi mengajar di sekolah ini dan 2 guru pamong yang akan mendampingi kami selama melakukan tugas program asistensi mengajar di sekolah ini selama satu semester ini.Sebelum pelaksanaan program dilakukan, kami harus menyusun daftar rancangan program yang akan kami realisasikan di sekolah ini.
Setelah melakukan konsultasi beberapa kali dengan bapak ibu coordinator dan pamong bersama dengan bapak dosen pembimbing, kami berhasil merancang list program yang akan kami lakukan. Â Adapun mata pelajaran yang saya ajar adalah mata pelajaran Dasar-dasar Program Keahlian (DPK). Pada pertemuan pertama saya di kelas bersama anak-anak saya bertanya mengenai system pembelajaran pada mata pelajaran ini oleh guru mata pelajaran dan anak- anak mengatakan bahwa mereka hanya diberikan tugas dan tidak dijelaskan mengenai materi secara langsung. Untuk tugas-tugas yang diberikan pun tidak pernah dikumpulkan dan diperiksa oleh guru mata pelajaran tersebut. Kemudian saya dan anak-anak membuat kesepakatan untuk kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran ini. Kesepakatan yang kami lakukan seperti pemberian evaluasi di akhir jam pelajaran untuk meninjau pemahaman siswa per bab materi, melakukan tugas dengan cara berkelompok atau individu dan mengumpulkan sesuai dengan tenggat waktu yang disepakati bersama, tidak boleh mengobrol atau melakukan kegiatan yang dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar selama kelas berlangsung dan kesepakatan lainnya. Pada minggu selanjutnya, kami sudah diberi kepercayaan oleh guru untuk mengisi pembelajaran lamgsung di kelas. Â Adapun kelas yang kami ampu yaitu kelas X TO 1 dan X TO 3. Â Lalu pada pekan ujian semester atau AAS kami ditugaskan oleh guru pamong untuk ikut membantu mengawasi jalannya ujian bersama dengan guru pengawas di ruang ujian. Bukan hanya melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas saja, kami juga membantu kegiatan administrasi di sekolah ini. Kegiatannya adalah seperti membantu bapak ibu guru di perpustakaan, membantu memberikan stempel pada setiap dokumen, membantu merekap daftar hadir, membantu menjaga respsionis seperti menyambut dan mengarahkan tamu yang datang berkunjung dengan menyesuaikan tujuan dan maksud kunjungan ke sekolah dan pihak mana yang harus ditemui dan masih banyak kegiatan lainnya. Kami sangat senang dan bersyukur mendapat tempat pelaksanaan di sekolah SMK Negeri 12 Malang yang tidak pernah menuntut banyak kepada kami namun selalu memberikan kami ruang untuk bertumbuh dan mendapat banyak ilmu pengetahuan serta pengalaman yang sangat berarti bagi kami. Selama kami mengikuti program ini di sekolah ini, sangat banyak hal-hal positif dan ilmu yang kami dapatkan yang sangat berguna untuk kami manfaatkan dalam realisasi jurusan yang kami pilih terkhusus dalam dunia pendidikan formal. Dari banyaknya perkembangan yang kami dapatkan dalam bidang soft skill salah satunya adalah etika dalam berkomunikasi antar pihak inter maupun luar sekolah. Kami belajar tentang tata cara dalam menyambut tamu, menghubungi pihak yang akan dikunjungi dan juga mengarahkan tamu- tamu sesuai dengan tujuan kunjungan. Selain itu, kami juga ikut membantu proses pembelajaran didalam kelas. Kebetulan kami ditugaskan untuk membantu di kelas X TO 1 dan X TO 3. Kami sangat tersanjung dan bangga dengan sekolah ini, dimana tidak ada bentuk pembedaan, seperti contoh golongan antar ras. Namun sekolah ini berusaha untuk selalu menjaga solidaritas dan simpati terhadap sesama. Salah satu contohnya adalah didalam satu kelas, siswa yang berkebutuhan khusus digabung dengan siswa lainnya. Secara tidak langsung hal ini membuat siswa yang berkebutuhan khusus merasa dirinya tidak di spesialkan dan tidak dibedakan dengan siswa lainnya sehingga mereka tidak merasa diasingkan tetapi diratasamakan dengan teman-teman lainnya dalam hal belajar, ekstrakurikuler dan berbagai kegiatan lainnya. Bukan hanya di dalam kelas saja, namun para siswa ABK ini juga diberikan kesempatan dan tugas untuk mengikuti praktek keahlian sesuai dengan kelas keahlian yang mereka pilih. Rasa simpati yang tinggi membuat sekolah ini selalu mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai kegiatan lomba yang selalu ikut berpartisipasi.
Semoga kepala sekolah, bapak ibu guru dan seluruh pihak yang ikut mendukung sekolah ini semakin solid dan maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H