Pengalaman ini aku dapati ketika hari terakhir berkampanye; Sabtu 5 April 2014. Salah satu partai besar di republik ini mengadakan kampanye terbuka terakhir kalinya untuk musim kampanye legislatif. Purwokerto yang tenang, saat sore dibungkus mendung yang syahdu, presentasi demokrasi begitu membuncah. Demokrasi memang baik; menggairahkan asa dan semangat bersaing. Sayang, banyak perilaku janggal melukai itu semua.
[caption id="attachment_302274" align="aligncenter" width="300" caption="Hingar Bingar Kampanye"][/caption]
Ini hanya suara sumbang dalam berkampanye. Hanya fals kecil dari rakyat yang tak tahu apa-apa. Namun, apakah kampanye model begini akan berlanjut? Yang jelas, modus pengkhianatan peraturan, sedikit sudah tercium disini.
[caption id="attachment_302276" align="aligncenter" width="300" caption="Anak Kecil pun, "]
Inilah negeriku.
[caption id="attachment_302275" align="aligncenter" width="300" caption="Tanpa Helm, Biasa..."]
Salam,
*Kampanye negatif bukan hanya dengan menyerang sisi lain sang lawan, namun kadang kita melupakan makna kampanye yang sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H