Ujian Nasional: Membandingkan Efektivitas dan Tantangan dari Dua Era Sistem Pendidikan di Indonesia (Ahmad Syaihu)
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di bawah kepemimpinan Mendikdasmen Prof.Dr. Abdul Mu'ti mewacanakan menghidupkan lagi Ujian Nasional (UN) yang sempat diganti ANBK dibawah Menristek Nadiem Anwar Makarim (2019-2024).
Bagaimana Ujian Nasional yang akan dilaksnakan pada tahun ajaran 2025-2026 ini bisa membawa dampak positif bagi kualitas pendidikan di Indonesia?
Dua Sistem Penilaian Akhir Pendidikan
Dunia pendidikan di Indonesia telah melalui dua era yang sangat berbeda: masa ketika Ujian Nasional (UN) menjadi tolok ukur utama, dan masa tanpa keberadaan UN. Pergantian kebijakan ini menimbulkan berbagai pandangan, baik dari siswa, orang tua, maupun guru. Namun, apakah Ujian Nasional benar-benar diperlukan? Atau, sebaliknya, pendidikan tanpa UN lebih efektif dalam mendukung perkembangan siswa?
Dampak Positif Ujian Nasional
Sebagai alat evaluasi standar nasional, UN memiliki keunggulan dalam menyetarakan tolok ukur pendidikan di seluruh Indonesia. UN menjadi cerminan kualitas pendidikan di berbagai daerah dan memacu siswa untuk belajar lebih giat. Guru pun terdorong untuk meningkatkan kualitas pengajaran guna mempersiapkan siswa menghadapi ujian ini.
UN juga memberikan gambaran konkret tentang kemampuan siswa pada mata pelajaran tertentu. Data hasil UN sering dijadikan dasar kebijakan pendidikan dan evaluasi kurikulum. Dalam beberapa kasus, UN berhasil meningkatkan kualitas pendidikan dengan menciptakan kompetisi sehat di antara siswa dan sekolah.
Tantangan dan Kritik terhadap Ujian Nasional