Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Petaka Tuan Rumah Indonesia, Hanya Bisa Imbang Lawan Laos, Marceng Kena Kartu Merah

13 Desember 2024   00:07 Diperbarui: 13 Desember 2024   00:07 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marselino Ferdinan (Marceng) kena kartu merah dalam pertandingan lawan Laos yang berakhir imbang 3-3 (Tribunnews)

Mengapa Timnas Indonesia Gagal Kalahkan Laos? Strategi Shin Tae-yong Dipertanyakan setelah Laga Imbang 3-3 (Ahmad Syaihu)

Pertandingan Grup B Piala AFF 2024 antara Timnas Indonesia dan Timnas Laos yang berlangsung di Stadion Manahan, Solo, pada 12 Desember 2024 menjadi salah satu laga paling mengejutkan dalam sejarah sepak bola Asia Tenggara. Berakhir dengan skor imbang 3-3, hasil ini menimbulkan tanda tanya besar tentang kesiapan dan strategi yang diterapkan oleh pelatih Shin Tae-yong.

Awal Penuh Ketegangan

Laos memulai pertandingan dengan penuh percaya diri dan mencetak gol pertama melalui Phousmboun Panyavong pada menit ke-9. Keunggulan ini segera disamakan oleh Kadek Arel Priyatna hanya tiga menit kemudian, menunjukkan semangat juang Timnas Indonesia. Namun, Laos kembali memimpin lewat Phathana Phommathep pada menit ke-13 sebelum sundulan Muhammad Ferarri menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada menit ke-18.

Pertanyaan Taktik dan Kartu Merah Krusial
Momentum berubah drastis ketika Marselino Ferdinan mendapat kartu kuning kedua pada menit ke-69 setelah melakukan tekel keras terhadap pemain Laos. Dengan 10 pemain tersisa, Timnas Indonesia tetap mampu mencetak gol ketiga lewat sundulan Muhammad Ferarri pada menit ke-72. Sayangnya, Peter Phanthavong memanfaatkan kelengahan pertahanan Indonesia dan mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-77.

Kartu merah Marselino menjadi titik balik yang fatal. Pertanyaan besar muncul tentang apakah Shin Tae-yong seharusnya lebih cermat dalam mengatur strategi setelah kehilangan satu pemain kunci. Kurangnya adaptasi taktik dianggap menjadi salah satu penyebab utama kegagalan meraih kemenangan.

Selebrasi Timnas Indonesia setelah mencetak gol (Banjarmasin.Post)
Selebrasi Timnas Indonesia setelah mencetak gol (Banjarmasin.Post)

Rekor Pertemuan yang Berubah
Sebelum pertandingan ini, Laos jarang mencetak lebih dari satu gol dalam laga melawan Indonesia. Namun, dalam pertandingan ini, mereka mencetak tiga gol, rekor tertinggi sepanjang sejarah pertemuan kedua tim di level senior.

Dalam 11 pertemuan sebelumnya, Laos kalah sembilan kali dan hanya mampu menahan imbang dua kali. Skor 3-3 ini mengubah sejarah pertemuan mereka, memunculkan spekulasi tentang potensi peningkatan kualitas tim Laos di bawah pelatih Ha Hyeok-jun.

Evaluasi yang Mendesak
Hasil ini seharusnya menjadi bahan evaluasi serius bagi Timnas Indonesia. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti:

  1. Disiplin Pemain: Kartu merah Marselino menjadi bukti bahwa disiplin perlu ditingkatkan agar insiden serupa tidak terulang.
  2. Strategi Bertahan: Kebobolan tiga gol dari tim yang sebelumnya dianggap lemah menunjukkan perlunya perbaikan besar di lini belakang.
  3. Penerapan Taktik Darurat: Kehilangan satu pemain seharusnya diantisipasi dengan perubahan formasi yang lebih defensif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun