Tak sempat jejak ini menapak,
Di ajang ramai, tempat cerita bertapak.
Waktu menyapa, lalu berlalu,
Meninggalkan rindu di tempat itu.
Kisah yang seharusnya kutulis di sana,
Tergulung dalam dingin jarak yang nyata.
Suara sorak yang tak kurasa,
Berlarian di udara tanpa arah dan asa.
Ada teman lama, wajah yang ramah,
Namun ketidakhadiranku adalah kisah tak terjamah.
Layar kaca jadi saksi bisu,
Pertemuan yang terlewat di antara bayu.
Setiap tawa, tiap sorak bahagia,
Kini hanya gema yang hampa.
Wajah-wajah yang ceria bertemu,
Aku tak hadir, hanyut di waktu.
Dari jauh, aku titip sapa,
Lewat angin, rindu yang tak teraba.
Kompasianival, tempat para kisah bersua,
Aku hilang dalam canda dan tawa.
Tiap suara jadi melodi tersendiri,
Mengisi malam, menjadi misteri.
Namun aku terpisah, jauh dari situ,
Bagai bayang di batasan waktu.
Andai jejak dapat kuputar ulang,
Di panggung yang ramai, aku ingin berbilang.
Menyapa kawan, merajut cerita,
Di bawah langit pesta yang tak terhingga.
Kini waktu terlipat, terlewatkan,
Kompasianival usai, seperti bayangan.
Menyimpan kenangan yang tak kutahu,
Hanya rindu, kian mendayu.
Dalam kata, aku menitip jiwa,
Meski jauh, aku tetap merasa.
Kompasianival 2024 berlalu dariku,
Tinggalkan jejak, meski ku tak bertemu.
Di kejauhan, kukirim salam,
Pada keramaian yang meriah dan dalam.
Esok, semoga tak lagi sekadar mimpi,
Di sana aku hadir, bukan bayang sepi.