Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Saptoyogo Purnomo Raih Medali Perak Paralimpiade Paris 2024 dengan Rekor Baru Asia

31 Agustus 2024   21:30 Diperbarui: 31 Agustus 2024   21:33 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saptoyogo Purnomo Persembahkan Medali Perak dan Pecahkan Rekor Asia di Paralimpiade 2024 Paris (Ahmad Syaihu)

Saptoyogo Purnomo, atlet para atletik Indonesia, sekali lagi membuktikan kemampuannya di panggung internasional dengan meraih medali perak dalam ajang Paralimpiade 2024 di Paris. Dalam pertandingan final nomor 100 meter putra klasifikasi T37 yang digelar Sabtu (31/8) dini hari WIB, Saptoyogo mencatatkan waktu 11,26 detik, mengungguli catatan waktu sebelumnya dan sekaligus memecahkan rekor Asia yang pernah ia buat pada Asian Para Games 2022. Prestasi ini menjadi bukti kerja keras dan ketekunan Saptoyogo dalam mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Keberhasilan Saptoyogo kali ini tidak hanya sekadar memenuhi target yang dibebankan padanya, tetapi juga melampauinya. Semula, Saptoyogo hanya ditargetkan untuk meraih medali perunggu, sama seperti yang ia raih pada Paralimpiade Tokyo 2020. Namun, dengan semangat juang dan determinasi yang tinggi, ia mampu mempersembahkan medali perak untuk Indonesia, mengungguli beberapa atlet kuat lainnya dari Brasil.

Pada babak kualifikasi yang berlangsung sehari sebelumnya, Saptoyogo hanya berada di posisi ketiga dengan catatan waktu 11,35 detik, di belakang dua wakil Brasil, Ricardo Gomes de Mendonca dan Edson Cavalcante Pinheiro. Meski demikian, Saptoyogo berhasil mengatasi tekanan dan tantangan di final untuk memperbaiki catatan waktunya menjadi 11,26 detik, sekaligus menempatkan dirinya di posisi kedua. Ricardo Gomes masih tetap mempertahankan posisinya dengan catatan waktu 11,07 detik, sementara Edson Cavalcante justru mengalami penurunan performa dan hanya mampu finis di urutan kelima.

Pecahkan rekor Asia

Medali perak yang diraih Saptoyogo menjadi lebih istimewa karena diraih dalam kondisi yang tidak mudah. Hujan yang mengguyur Stade de France pada saat final berlangsung sempat membuat Saptoyogo khawatir. Hujan yang menyebabkan udara menjadi dingin berpotensi mempengaruhi kinerja otot, terutama pada klasifikasi T37, di mana otot tangan dan kaki sangat rentan terhadap perubahan suhu. Namun, Saptoyogo berhasil mengatasi kekhawatirannya dan tetap tampil maksimal hingga mampu memecahkan rekor Asia.

Medali perak untuk istrinya yang sedang hamil 4 bulan

Raihan medali ini juga menjadi kado manis bagi Saptoyogo dan keluarganya. Dalam momen bahagia ini, Saptoyogo tidak lupa menghubungi istrinya yang sedang hamil empat bulan dan menyaksikan perlombaan melalui live streaming. Dukungan dari sang istri menjadi salah satu motivasi terbesar bagi Saptoyogo untuk terus berprestasi dan berharap bahwa ini bukanlah momen terakhirnya untuk meraih medali.

Keberhasilan Saptoyogo juga mendapat apresiasi dari pelatih para atletik Indonesia, Purwo Adi Sanyoto. Ia menyebut bahwa medali perak ini merupakan hasil dari program latihan yang intensif serta dedikasi Saptoyogo yang luar biasa. Menurutnya, Saptoyogo memiliki semangat, disiplin, dan mental bertanding yang sangat kuat, yang menjadi kunci dalam meraih prestasi ini. Selain itu, reaksi cepat dan start yang bagus menjadi kelebihan Saptoyogo yang membantunya mengatasi para pesaing di lintasan.

Saptoyogo sendiri belum selesai berjuang di Paralimpiade 2024. Ia masih akan berlaga di nomor 200 meter putra klasifikasi T37, di mana persaingan diprediksi akan semakin ketat dengan hadirnya atlet-atlet spesialis di nomor ini. Namun, dengan prestasi yang telah ditorehkan, Saptoyogo telah menunjukkan bahwa ia mampu mengatasi tantangan dan memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

Wasana Kata

Keberhasilan ini menjadi cerminan dari semangat pantang menyerah dan perjuangan keras yang ditunjukkan oleh Saptoyogo. Medali perak ini bukan hanya sekadar pencapaian pribadi, tetapi juga sebuah inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama bagi mereka yang berada di komunitas difabel. Saptoyogo telah menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk meraih prestasi di level tertinggi, asalkan diiringi dengan tekad kuat dan kerja keras. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kemenpora, National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, serta Chef de Mission (CdM), Reda Manthovani, prestasi Saptoyogo diharapkan dapat terus berlanjut dan membawa lebih banyak medali bagi Indonesia di ajang internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun