Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Curhat Ridwan pada Rembulan dan Bintang-Bintang

9 Juli 2024   23:09 Diperbarui: 9 Juli 2024   23:21 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu, Ridwan duduk sendirian di atas bukit, ditemani angin malam yang sejuk dan suara jangkrik yang riuh. Ia menatap ke langit, memandangi bulan purnama yang menggantung indah dan bintang-bintang yang bertaburan. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

"Hei, Bulan!" seru Ridwan tiba-tiba, mengangkat tangan ke arah bulan seolah-olah sedang menyapa teman lama. "Kau tahu tidak? Hidupku ini susah banget!"

Bulan, tentu saja, tidak menjawab. Namun, Ridwan merasa perlu melanjutkan curahan hatinya.

"Kenapa hidup ini berat sekali?" lanjut Ridwan, menatap bintang-bintang yang berkelip-kelip. "Aku ini kerja dari pagi sampai malam, tapi gaji kecil. Bosku galak, teman-teman kerjaku semua suka gosip. Kapan aku bisa hidup enak?"

Ridwan menghela napas panjang. Angin malam bertiup pelan, seolah-olah memberikan jeda sejenak untuknya melanjutkan curhatannya.

"Bintang-bintang, kalian kelihatan indah dari sini. Tapi kalian tidak tahu apa yang terjadi di bawah sini. Kenapa aku tidak bisa seperti kalian, bebas dan bersinar?" Ridwan kembali melanjutkan, kali ini matanya tertuju pada bintang-bintang yang menghiasi langit malam.

Tiba-tiba, dari arah belakang, muncul suara yang mengejutkan Ridwan. "Kalau begitu, kenapa kamu tidak jadi bintang saja?"

Ridwan terlonjak kaget dan menoleh cepat. Di sana, berdiri seorang pria tua dengan senyum di wajahnya. Pak Darto, tetangga Ridwan yang terkenal suka memberikan nasihat aneh tapi bijak.

"Pak Darto! Kaget saya! Dari mana Bapak datang?" tanya Ridwan.

Pak Darto tertawa kecil. "Dari rumah, dong. Saya sering ke sini malam-malam. Tempat ini tenang. Tapi, sepertinya kamu butuh tempat ini lebih dari saya malam ini."

Ridwan tersenyum malu. "Iya, Pak. Saya cuma lagi curhat ke bulan dan bintang. Kadang-kadang, saya merasa mereka lebih mengerti daripada manusia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun