Pak Darto duduk di samping Ridwan, memandang langit malam. "Tahu nggak, Wan? Bulan dan bintang itu punya masalah juga. Bulan selalu berubah-ubah bentuknya, kadang purnama, kadang sabit. Bintang, meski bersinar, kadang jatuh juga. Tapi mereka tetap di sana, tetap bersinar untuk kita."
Ridwan terdiam, merenungkan kata-kata Pak Darto.
"Masalah itu bagian dari hidup, Wan," lanjut Pak Darto. "Kamu kerja keras, itu bagus. Tapi jangan lupa untuk menikmati hidup juga. Kadang, kita perlu berhenti sejenak, melihat sekeliling, dan bersyukur."
Ridwan tersenyum lebar. "Bapak ini memang selalu tahu apa yang harus dikatakan. Terima kasih, Pak."
Pak Darto mengangguk. "Sama-sama. Sekarang, bagaimana kalau kita menikmati malam ini bersama? Bulan dan bintang sudah mendengarkan keluh kesahmu. Saatnya kamu mendengarkan cerita mereka."
Ridwan tertawa. "Setuju, Pak!"
Malam itu, di atas bukit yang tenang, Ridwan dan Pak Darto duduk bersama, berbagi cerita dan tawa. Mereka menikmati keindahan malam, ditemani bulan yang tersenyum dan bintang-bintang yang bersinar terang. Ridwan belajar bahwa setiap orang, bahkan bulan dan bintang, punya masalah mereka sendiri. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita menjalani hidup dan menemukan kebahagiaan di tengah semua itu.
Dengan hati yang lebih ringan, Ridwan pulang ke rumah malam itu, siap menghadapi hari esok dengan semangat baru. Sesekali, ia masih akan datang ke bukit, bukan untuk mengeluh, tapi untuk menikmati malam dan berbicara dengan bulan dan bintang, teman-teman setianya di langit malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H