Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya

Guru yang suka menulis dan berbagi kebaikan lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bahagia dalam Dekapan Keluarga

30 Juni 2024   17:20 Diperbarui: 30 Juni 2024   17:33 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan di Pelukan Keluarga
Di balik senyuman pagi yang merekah,
Tersimpan hangatnya cinta dalam keluarga.
Sapa lembut ibu, peluk erat ayah,
Semua jadi alasan bahagia bersama.

Makan malam penuh cerita riang,
Tawa dan canda mengisi ruang.
Setiap momen kecil menjadi berharga,
Dalam pelukan keluarga, dunia terasa lega.

Di saat senja menyapa perlahan,
Kita duduk bersama, bercerita dengan ramah.
Mengenang masa lalu, merajut impian,
Dalam hangatnya kebersamaan yang indah.

Adik bermain di halaman luas,
Dengan senyum polos yang tiada batas.
Kakak mendampingi dengan kasih tulus,
Semua seirama dalam kebahagiaan yang tak terputus.

Saat hujan turun membasahi bumi,
Kita berkumpul di ruang tengah, menikmati.
Segelas teh hangat, obrolan tiada henti,
Hati ini terasa penuh, hidup ini terasa pasti.

Liburan singkat di akhir pekan,
Pergi ke tempat-tempat yang menyenangkan.
Menikmati kebersamaan tanpa beban,
Menyatu dalam cinta yang terus bertahan.

Keluarga adalah rumah terbaik,
Tempat kembali dari segala pelik.
Di sana ada cinta yang selalu utuh,
Menjadi tempat bahagia yang sungguh.

Meski waktu terus berlari cepat,
Kebersamaan kita tetap kuat.
Keluarga adalah harta yang tiada tara,
Di sanalah aku menemukan makna bahagia.

Dalam setiap pelukan, ada kehangatan,
Dalam setiap canda, ada kebahagiaan.
Keluarga adalah tempat berlabuh,
Menjaga hati tetap teduh.

Malam datang dengan keheningan,
Kita berkumpul dalam doa penuh harapan.
Memohon agar kebersamaan ini abadi,
Dalam pelukan keluarga, hidup ini sempurna tiada henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun