Dalam banyak pertemuan resmi maupun informal, berjabat tangan merupakan bagian tak terpisahkan dari etiket sosial yang menunjukkan kesantunan dan keramahan. Tindakan ini mencerminkan nilai-nilai budaya yang menjunjung tinggi hubungan harmonis antarindividu.
Ketika dua pemimpin politik tidak berjabat tangan, hal ini bisa dianggap sebagai tindakan yang kurang sopan dalam pandangan budaya ketimuran. Di Indonesia, sikap seperti ini bisa diinterpretasikan sebagai tanda ketidaksopanan atau bahkan penghinaan. Di tengah iklim politik yang panas, menjaga etiket dan sopan santun dalam interaksi sosial sangat penting untuk menjaga stabilitas dan keharmonisan masyarakat.
Namun, perlu dicatat bahwa konteks budaya Amerika Serikat berbeda dengan Indonesia. Di Amerika, dinamika politik sering kali lebih terbuka dan langsung.Â
Ketidaksopanan yang terlihat mungkin dianggap sebagai bagian dari strategi politik atau sekadar cerminan dari ketegangan yang ada. Politik Amerika yang seringkali keras dan penuh dengan retorika tajam berbeda dengan pendekatan yang lebih halus dan penuh hormat dalam budaya politik Indonesia.
Ketidakhadiran jabat tangan antara Trump dan Biden bisa jadi adalah cerminan dari ketegangan yang mendalam dan perpecahan politik yang ada di Amerika Serikat. Hal ini juga menunjukkan bahwa sopan santun dan etiket dalam politik dapat dipengaruhi oleh budaya dan konteks yang berbeda. Sementara di Indonesia, nilai-nilai kesopanan dan etiket tetap dijunjung tinggi, terutama dalam interaksi publik dan politik.
Wasana Kata
Ketidakhadiran jabat tangan antara Trump dan Biden dalam debat capres menunjukkan perbedaan besar dalam dinamika politik dan budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia.Â
Di AS, ketegangan politik yang keras dan langsung sering mengabaikan sopan santun formal, sementara di Indonesia, nilai-nilai kesopanan dan etiket sangat dijunjung tinggi dalam interaksi publik dan politik.Â
Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa dalam politik yang semakin terpolarisasi, menjaga etiket dan sopan santun tetap penting untuk membangun hubungan harmonis dan saling menghormati, baik di tingkat nasional maupun internasional.Â
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H